Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Palangkaraya -Selain masalah harga cabai, salah satu penyebab masih tingginya inflasi di Kalteng yakni masih tak stabilnya harga bawang merah yang merupakan kebutuhan utama masyarakat.
Hal ini dipacu karena pasokannya masih tergantung dari daerah lain seperti dari Brebes dan NTB. Namun pada Tahun 2017 ini kondisi ini tak akan terjadi, ini karena Pemprov Kalteng mengembangkan bawang merah dilahan seluas 610 Ha yang tersebar di 14 kabupaten dan kota se-Kalteng.
Hal itu dikatakan oleh Gubernur Kalteng Sugianto Sabran saat panen bawang merah di Kelurahan Banturung, Kecamatan Bukit Batu Palangkaraya, Sabtu, 4 Februari 2017.
"Pada Tahun 2017 ini Menteri Pertanian melalui dana APBN membantu untuk mengembangkan bawang merah di Kalteng seluas 500 Ha yang disebar di 13 kabupaten dan 1 kota, ". Katanya.
Simak juga:
Banyak Bodong, Kementrian Agama Tutup 45 Biro Haji dan Umrah di DIY
Selain itu masing-masing kabupaten menurutnya juga mengembangkanya dilahan seluas 110 Ha dengan menggunakan dana mereka sendiri. Pengembangan ratusan hektar ini membuktikan bahwa kondisi tanah kalteng yang berpasir cocok untuk ditanami bawang merah. "Apalagi saya lihat hasil panennya saat ini juga lumayan dengan Rp. 40-60 juta/ Ha," jelasnya.
Sugianto yang juga mantan anggota DPR RI ini telah mengintruksikan kepada Dinas Pertanian Kalteng untuk menyiapkan bibit seperti cabai, tomat untuk dikembangkan dalam satu kawasan.
" Kita ingin seperti kawasan agropolitan. Nanti saya juga meminta kepada oengusyaha perkebunan melalui dana sosial mereka (corporate social responsibility/CSR) untuk membantu pengembanganya,"terangnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Kalteng Tute Lelo mangatakan, pengembangan bawang merah dilakukan Pemprov Kalteng mengingat bawang merah merupakan salah satu pensuplay inflasi di Kalteng karena masih harus didatangkan dari luar pulau seperti Brebes yang harganya bisa mencapai Rp. 60 ribu/kg.
KARANA WW
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini