Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Raden Mas Soetarto mencabut pistolnya. Dibidikkannya moncong senjata itu ke batok seorang petinggi Jepang yang keras kepala—jari telunjuknya siap menarik pelatuk. Hari itu, di kantor Nippon Eiga Sha di Jakarta, kesabarannya telah sampai pada titik penghabisan.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo