Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Berita Tempo Plus

Konsep Ahimsa di Jatinangor

Kekerasan di kampus STPDN sebenarnya dimulai sejak kumpul kontingen. Mengapa para praja dari Provinsi Bali tak pernah main gebuk?

28 September 2003 | 00.00 WIB

Konsep Ahimsa di Jatinangor
material-symbols:fullscreenPerbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Kampus Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) punya sarana persembahyangan untuk semua umat beragama. Di sana juga berdiri sebuah pura untuk umat Hindu. Di situlah kontingen dari Bali berkumpul setiap malam sembari bersembahyang. Setiap usai bersembahyang, praja yang berkumpul itu mengucapkan sumpah. ”Saya bersumpah di hadapan Tuhan, selama menjadi praja tidak akan pernah memukul adik-adik praja,” demikian suara bergetar Wayan Gede—bukan nama yang komplet—menirukan lafal sumpah itu.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus