Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KEBAGUSAN, Jakarta Selatan, 20 September 2004, 14.30 WIB. Dua telepon genggam Nokia Communicator Taufiq Kiemas nyaris tak pernah berhenti berteriak. Yang satu masih online, yang lain sudah berdering-dering. "Bagaimana perkembangannya? Kita kalah? Belum, kan? Tolong pantau terus. Maafkan kakakmu ini kalau terlalu cerewet," ujar suami kandidat presiden Megawati Soekarnoputri melalui kabel handsfree yang menempel di telinga. Panas siang melanda Jakarta. Taufiq gerah. Ia sibuk memantau penghitungan suara.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo