Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengakui kualitas udara di Jakarta buruk. Bahkan, kata dia, Jakarta telah menjadi juara dunia sebagai kota yang paling buruk kualitas udaranya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Indonesia nomor satu dalam hal indeks kualitas udara terburuk, mengalahkan Lahore, Dhaka, dan Beijing. Ini sudah diumumkan pada 13 Mei 2018," katanya di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis, 17 Mei 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pernyataan Sandiaga itu merespons Komite Penghapusan Bensin Bertimbel (KPBB), yang melakukan somasi terhadap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan karena dinilai tidak taat dalam melaksanakan aturan pengendalian kualitas atau pencemaran udara.
Menurut Sandiaga Uno, untuk menekan rendahnya kualitas udara di Jakarta, pemerintah DKI saat ini tengah mendorong penggunaan bahan bakar kendaraan yang berbasis ramah lingkungan. Salah satunya, Sandiaga menambahkan, dengan menjalankan program langit biru. “Program yang mendorong penggunaan gas sebagai bahan bakar kendaraan,” ujarnya.
Untuk mewujudkan program tersebut, PT Jakarta Propertindo telah membuat alat konversi gas yang diberi nama Jakpro Gas Converter Kit Utilization Program. Cara itu merupakan upaya pemerintah dalam mengendalikan pencemaran udara di Jakarta.
Sandiaga mengatakan, saat ini, pemerintah DKI juga tengah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan Dinas Lingkungan Hidup mengenai adanya health advisory. Nantinya, keberadaan health advisory akan membantu dinas dalam menentukan kegiatan atau aktivitas yang boleh dan tidak boleh dilakukan masyarakat.
"Bahwa dengan kualitas udara yang buruk ini, apakah masih dianjurkan untuk orang-orang seperti saya berolahraga di luar, seperti lari pagi dan bersepeda," ucap Sandiaga Uno.