Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Berita Tempo Plus

London Book Fair, Sebentar Lagi

LONDON Book Fair 2019 akan dihelat dua minggu lagi, 12-14 Maret mendatang. Setelah dalam Frankfurt Book Fair 2015 menjadi tamu kehormatan, kini, di London Book Fair, Indonesia secara prestisius terpilih menjadi Market Focus Country. Dua puluh penerbit Indonesia akan datang. Komite Buku Nasional juga akan membawa sekitar 450 buku penulis Indonesia. Semua dengan harapan agar di London banyak buku kita yang terbeli hak terjemahannya. Untuk memperkenalkan khazanah sastra dan intelektual Indonesia kepada penerbit-penerbit dunia, bekerja sama dengan British Council, sastrawan-sastrawan Indonesia pada Maret itu akan mendiskusikan beragam topik di berbagai tempat di London. Sebelum acara besar tersebut berlangsung, Komite Buku Nasional, yang ditunjuk pemerintah mengorganisasi keikutsertaan Indonesia dalam London Book Fair, menggelar serangkaian acara pendahuluan di London. Ikuti laporan Tempo mengenai persiapan Indonesia mengikuti London Book Fair 2019.

23 Februari 2019 | 00.00 WIB

London Book Fair
Perbesar
London Book Fair

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

LANTAI dua Providores, sebuah restoran Meksiko di bilangan Marylebone, London, Inggris. Di tiap meja, terhidang emping melinjo, kerupuk udang, sambal kacang Jawa, sambal hijau Padang, sambal tomat Sunda. Hilir-mudik staf restoran itu kemudian menghidangkan tuna bumbu gohu sebagai kudapan pembuka. Lalu main course: nasi kuning, kari bebek Aceh, ikan goreng bumbu woku Manado, terung balado, lodeh labu, keripik tempe. Dan akhirnya dessert: lapis legit, bubur sumsum, sagu kelapa. Dipungkasi kopi Bajawa Flores. 

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Seno Joko Suyono

Menulis artikel kebudayaan dan seni di majalah Tempo. Pernah kuliah di Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada. Pada 2011 mendirikan Borobudur Writers and Cultural Festival (BWCF) dan menjadi kuratornya sampai sekarang. Pengarang novel Tak Ada Santo di Sirkus (2010) dan Kuil di Dasar Laut (2014) serta penulis buku Tubuh yang Rasis (2002) yang menelaah pemikiran Michel Foucault terhadap pembentukan diri kelas menengah Eropa.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus