Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Longsor Sukajaya, Warga Pasrah Uang Jutaan di Bawah Kasur Lenyap

Warga korban longsor di Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor pasrah saat rumah rusak dan harta benda hilang.

6 Januari 2020 | 08.11 WIB

Kondisi Desa terdampak longsor dan banjir bandang di Desa Adat Urug, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu, 4 Januari 2020. Desa Urug merupakan salah satu wilayah yang terparah terkena longsor dan banjir di Sukajaya, akses menuju tempat tersebut masih tertutup serta terisolir sehingga tidak bisa dilewati kendaraan roda dua ataupun roda empat. ANTARA
Perbesar
Kondisi Desa terdampak longsor dan banjir bandang di Desa Adat Urug, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu, 4 Januari 2020. Desa Urug merupakan salah satu wilayah yang terparah terkena longsor dan banjir di Sukajaya, akses menuju tempat tersebut masih tertutup serta terisolir sehingga tidak bisa dilewati kendaraan roda dua ataupun roda empat. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Bogor - Bencana longsor di Gunung Handarusa, Kampung Ciputih Tonggoh, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor tidak hanya menenggelamkan satu kampung dengan lumpur. Sejumlah harta benda dan uang ratusan juta milik warga pun hilang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Kodim Amirullah memilih ikhlas kehilangan uang tunai jutaan dan emas yang terkubur usai longsor. Pria berusia 53 tahun ini mengaku milik uang Rp 80 juta yang disimpan dalam karung dan emas seberat 75 gram. "Jam enam pagi saya pun masih tidur namun tetangga segera membangunkan dan saya lari," ucap Kodim saat ditemui di posko pengungsian Sikuning, Ahad 5 Januari 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kodim sempat berniat kembali ke rumah untuk mengevakuasi barang berharga tersebut. Sayang, material longsor berjenis lumpur disertai bebatuan menghancurkan semua rumah dan meratakannya. Walhasil, niat Kodim untuk menyelamatkan harta bendanya pun pupus. 

Kini Kodim tengah terbaring sakit di tenda pengungsian. "Tapi saya masih bersyukur keluarga selamat semua," sebut dia.

Sementara Sulaiman, 48 tahun, menuturkan telah kehilangan uang tunai Rp 30 juta yang disimpan di bawah kasur. Begitu juga dengan emas seberat 100 gram miliknya harus rela terkubur lumpur beserta barang berharga lainnya, seperti dokumen dan surat rumah. "Ya pasrah saja. Mau gimana atuh (lagi)," ucap Sulaiman.

Begitu juga dengan Nasrun. Pria berusia 37 tahun ini mesti ikhlas merelakan harta dan uang hasil bekerja sebagai TKI selama dua tahun di Malaysia. Ia menjelaskan sengaja pulang kampung menjelang tahun baru untuk mempersiapkan khaulan almarhum ibunya dan resepsi pernikahan adiknya yang akan digelar Ahad, 5 Januari 2020.

Namun longsor telah membatalkan semua rencana tersebut dan ia kehilangan uang Rp 50 juta serta emas seberat 30 gram yang tertimbun longsoran tanah. "Adik saya nikahnya jadi. Cuma akad saja. Resepsinya batal," kata Nasrun.

Pantauan Tempo sejak hari pertama kejadian, Kampung Ciputih Tonggoh terisolir karena akses terputus, listrik padam, dan sumber kebutuhan pokok sulit didapatkan. Bahkan hingga hari ketiga bantuan dan evakuasi belum ada yang sampai. Walhasil, warga yang lapar memaksakan diri menerabas jalan terjal yang tertutup lumpur.

Baru memasuki hari keempat bantuan mulai berdatang dari warga biasa hingga pemerintah hingga Presiden Joko Widodo. Mereka berbondong-bondong mendatangi warga korban longsor di Sukajaya. Namun karena cuaca buruk Presiden Jokowi kembali alias tidak meneruskan perjalanan. Sementara para relawan dan kepala daerah terus melanjutkan perjalanan membawa bantuan dan membantu mengevakuasi korban.

M.A MURTADHO

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus