Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Hampir sebagian besar orang memiliki ambisi dalam hidup mereka. Jika merujuk pada The Webster's Dictionary ambisi adalah keinginan yang kuat untuk memperoleh kesuksesan dalam hidup dan mencapai hal-hal besar atau baik yang diinginkan. Begitu pula dengan artis dan pemain film Dian Sastrowardoyo juga memiliki ambisi dalam hidup dan juga kariernya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ibu dua anak ini mengakui cita-citanya saat kecil sangat berbeda dengan profesinya kini sebagai seorang pekerja seni. Padahal dia bercita-cita menjadi perempuan yang bekerja di kantor atau korporat. "Ibu aku kan karier banget dan aku ingin ada jajaran perempuan karier, CV harus keren dan pendidikan juga bagus," ucap Diam Sastrowardoyo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Perempuan kelahiran 16 Maret 1982 ini mengatakan proses mendefinisikan keinginan seiring dengan bagaimana definisi tentang diri sendiri. "Sebenarnya proses untuk mendefinisikan kita maunya apa seiring dengan bagaimana kita mengidentifikasi diri kita seraya mencari tahu apa sih yang sebenarnya kita mau," ucapnya dalam Talkshow Cinta untuk Perempuan yang Tidak Sempurna bersama Najeela Shihab, Minggu 16 Agustus 2020.
Dian Sastrowardoyo menambahka sebelumnya ia memiliki ambisi sekolah ke luar negeri. Demi mencapai ambisinya dia menjadi pekerja seni. Namun sampai saat ini keinginannya belum terwujud. "Jadi bertanya lagi dah hampir 40 tahun dan jadi ibu-ibu tapi belum terwujud lagi.Jadi ini sebenarnya tertunda atau aku harus melepaskan lagi, jadi balik kontemplasi lagi," ucapnya.
Seiring berjalannya Dian mencoba untuk mendefinisikan ulang ambisinya namun bukan dengan landasan ego. Hal itu terwujud dengan inisiasi program Beasiswa Dian yang membuat dia jadi merasa berarti menjalani kehidupan sebagai artis.
"Walau aku enggak kesampaian buat sekolah ke luar tapi bisa diwujudkan dengan dian-dian kecil ini. Rasanya menjadi lebih bermakna dan mengerjakan pekerjaan aku jadi lebih bermakna. Kaya ada rasa jadi ada yang lebih besar dan bisa aku wujudkan," ungkapnya.
Menurut Psikolog Nuzulia Rahma Tristinarum mengataka ambisi adalah sebuah keinginan kuat untuk meraih sesuatu. Ambisi seringkali disertai kerja keras dalam mencapai sesuatu yang diinginkan tersebut. Sementara obsesi adalah suatu hal berupa pemikiran dan perasaan yang datang terus menerus secara kuat. Biasanya amat mengganggu dan sering tidak masuk akal.
Bagaimana hubungan ambisi seseorang dengan gengsi atau dengan sesuatu yang bermakna lebih dalam lagi itu tergantung dari berbagai aspek. Diantaranya adalah pengalaman hidup, pemaknaan dalam setiap peristiwa, relasi dengan orang sekitar, ilmu yang dimiliki, kecerdasan emosi yang dimiliki, kemampuan problem solving, dan kecerdasan spiritual
"Aspek-aspek ini akan mempengaruhi cara merasa dan cara berpikir seseorang. Semakin baik dan semakin tinggi nilai tiap aspek yang dimiliki maka akan semakin membuat seseorang mampu memaknakan kehidupan dengan lebih bijak. Ia akan mampu mengelola ambisi menjadi sesuatu yang bernilai lebih dalam dan lebih berarti," ucap Psikolog dan Konselor Pro Help Center ini saat dihubungi Tempo.co, Rabu 19 Agustus 2020.
Namun dalam prosesnya saat ambisi tidak terwujud kita bisa melakukan dua hal. Pertama, berespon "welcome" terhadap emosi yang dirasakan. Tidak mengapa jika sedih, menangis, merasa kecewa atau bahkan marah. Emosi-emosi ini sebaiknya tidak diabaikan. Tapi mengakui dan menerimanya, justru jika kita mampu mengelola emosi-emosi ini, akan menjadi lebih kaya rasa dan kaya hikmah.
"Berdamai dengan emosi dan mengelola emosi-emosi yang tidak nyaman akan membuat seseorang lebih tenang. Dengan ketenangan, ia akan mampu merasa dan berpikir dengan lebih jernih," tambahnya.
Kedua, mencari jalan keluar dari situasi yang tidak nyaman tersebut. Misalnya dengan mendefinisikan kembali impian kita dan beradaptasi dengan perubahan, baik perubahan lingkungan atau perubahan diri sendiri. Kemudian, kita bisa juga melihat impian dari sisi yang berbeda, memaknakan kembali niat atau tujuan kuat hati terdalam kita.
"Selain itu, kita bisa mencari ilmu tentang kehidupan, baik dari para ahli atau dari orang orang sekitar yang memang bisa kita ambil pembelajarannya dari pengalaman hidup mereka. Khususnya orang orang yang memiliki pengalaman hidup yang mirip. Lalu segera putuskan jalan yang akan kita tempuh selanjutnya, segera bergerak dan lakukan sesuatu," pungkasnya.