Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Massa aksi Mujahid 212 menutut agar polisi mengusut tuntas kasus penyebaran berita bohong ambulans DKI yang dituding mengangkut batu dan bensin Kamis kemarin. Menurut mereka, penyebaran berita bohong oleh akun @TMCPoldaMetro dan @dennysiregar7 di dunia maya itu melanggar Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ini hoax, melanggar UU ITE," ujar Edi Mulyadi, orator massa dari mobil komando, di Patung Kuda, Jakarta Pusat, Sabtu 28 September 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, kata Edi, informasi ambulans yang mengangkut baru itu juga sudah menyebarkan fitnah dan kebencian. Dia mengecam tindakan kepolisian yang menyergap ambulans saat kerusuhan itu.
Menurut Edi, ambulans dan tim medis tidak dibenarkan untuk diserang, bahkan dalam perang sekali pun. "Saat perang pun tim medis tidak boleh diserang sedangkan ini ditangkap lalu di fitnah," ujarnya.
Tudingan ambulans DKI membawa batu dan bensin awalnya disebarkan penggiat media sosial Denny Siregar melalui akun twitternya @dennysiregar7 pada Kamis dini hari. Denny mengunggah sebuah video penggerebekan aparat polisi terhadap ambulans dengan logo Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"Hasil pantauan malam ini.. Ambulans pembawa batu ketangkep pake logo @DKI Jakarta," tulis Denny melalui akun Twitter @dennysiregar7.
Beberapa menit setelah cuitan Denny itu, @TMCPoldaMetro mencuit, "Polri mengamankan 5 kendaraan ambulans Pemprov DKI Jakarta yang digunakan untuk mengangkut batu dan bensin yang diduga untuk molotov di Pejompongan."
Belakangan kedua cuitan beserta video itu pun dihapus. Polisi membantah adanya penyebaran berita hoaks. Kepala Humas Polda Metro Jaya Komisaris besar Argo Yuwono menyatakan bahwa ada kesalahpahaman dalam kasus ini. Dia menyatakan bahwa saat itu anggota Brimob sedang mengejar pelaku kerusuhan yang berlari masuk ke dalam ambulans. Argo menyatakan bahwa pelaku kerusuhan itu berpura-pura sakit demi menghindar dari kejaran petugas.
Selain itu dia juga menyatakan bahwa pelaku kerusuhan tersebut membawa batu dan bom molotov di sebuah kotak ke dalam ambulans. Ketiga pelaku kerusuhan pun telah ditangkap oleh polisi.
Argo juga menyatakan bahwa polisi sempat menahan enam ambulans, satu milik Pemprov DKI dan lima lainnya milik Palang Merah Indonesia. Namun dia tak menjelaskan di ambulans mana polisi menemukan batu dan bom molotov tersebut.
Denny juga membantah dituding menyebarkan berita hoaks. Sempat menghilang, Denny akhirnya mengunggah bantahanya di akun Facebook.
"Bedakan antara polisi bilang "salah paham" dengan hoaks. Hoaks itu berita bohong. Sedangkan salah paham itu, kejadiannya betul, tapi ternyata ada salah penafsiran....," ujarnya.
"Yang wajib minta maaf, ya Polisi. Bukan media-media termasuk media sosial. Kita kan memberitakan apa adanya, sesuai laporan dilapangan. Ya sudah. Demi menjaga marwah Pemprov DKI dan PMI, saya minta maaf dan take down beritanya."
Gubernur Anies Baswedan pun memastikan tak ada batu dan bensin atau pun bom molotov yang ditemukan di ambulans DKI Jakarta. Hal itu dinyatakan Anies pasca bertemu dengan Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono di Balai Kota Jumat kemarin.