Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
JAKARTA -Pendiri Drone Emprit Ismail Fahmi menyatakan nama Anies Baswedan memuncaki volume percakapan dibandingkan Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil, dan Puan Maharani.
Volume itu dihitung dari total mentions dari berbagai kanal seperti media online dan Twitter dari Januari hingga September 2021.
"Secara tren memang selalu tinggi," kata Ismail dalam diskusi daring yang diadakan Pemprov DKI, Selasa, 12 Oktober 2021.
Namun, tingginya popularitas itu juga sejalan dengan tingginya sentimen negatif. Untuk kategori sentimen negatif, Anies Baswedan memuncaki daftar dengan skor 37 persen, diikuti Ridwan Kamil 23 persen, dan Ganjar Pranowo 20 persen.
"Ternyata Pak Anies paling populer tapi paling tidak disukai, di antara ketiganya," ujar Ismail Fahmi. Berikut sejumlah kesimpulan Drone Emprit.
-Dua Kelompok
Ismail mengatakan pihak yang membicarakan Anies Baswedan terbagi menjadi dua kelompok besar. Yaitu mereka yang pro Anies dan kelompok yang pro Ganjar atau kontra Anies. Sementara pembicaraan tentang Ganjar Pranowo mayoritas dilakukan oleh pendukung sang Gubernur Jawa Tengah. Sementara, soal Puan Maharani tidak banyak dilakukan oleh pendukung organiknya atau mayoritasnya disebut buzzer. Selanjutnya, pembicaraan soal Ridwan Kamil mayoritas dilakukan oleh pendukungnya.
-5 Influencer
Drone Emprit menyatakan top 5 influencer yang membicarakan Anies ternyata tidak hanya diisi oleh pendukungnya. Peringkat 1 dan 3 bahkan pihak yang kontra, yaitu @Dennysiregar7 dan @FerdinandHaean3. Sedangkan pihak yang pro adalah @OposisiCerdas, @Mdy_Asmara1701, dan akun media sosial Anies Baswedan sendiri, @aniesbaswedan.
"Artinya ketika lebih banyak yang kontra, artinya beginilah wajah Pemprov DKI di media sosial, cenderung negatif," ujar Ismail Fahmi.
-Emosi
Drone Emprit melakukan emotion analysis terhadap Anies Baswedan di media onlie dan media sosial. Emosi yang dianalisis itu terdiri dari joy, trust, fear, surprise, sadness, disgust, anger, dan anticipation.
"Yang nomor satu adalah anger atau marah," kata pendiri Drone Emprit Ismail Fahmi dalam diskusi daring yang diadakan Pemrov DKI Jakarta, Selasa, 12 Oktober 2021.
Selanjutnya: Setelah unggahan soal kemarahan...
Setelah unggahan soal kemarahan, bentuk emosi tertinggi selanjutnya adalah fear, anticipation, dan joy.
Sementara dengan analisa yang sama, bentuk emosi tertinggi terhadap Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pronowo, adalah anticipation. Selanjutnya diikuti fear, joy, dan surprise. Menurut Ismail Fahmi, emosi joy ini dibentuk oleh para pendukung Anies Baswedan. Sementara anger dan fear dibentuk oleh tim lain yang kontra.
-Cinta dan Benci
Ismail Fahmi mengatakan Anies Baswedan adalah tokoh yang sangat konsisten mendapat serangan. Di sisi lain, Anies punya pendukung natural yang tinggi pula.
Hanya saja, banyak pendukung yang tidak mendapatkan jawaban dari Anies Baswedan maupun Pemprov DKI atas serangan itu. Karena itu, kata Ismail Fahmi, para pendukung akhirnya mencari-cari sendiri jawabannya. "Iya kalau ketemu, kalau nggak ya udah narasi ini yang berkembang jadinya," kata Ismail Fahmi.
Selanjutnya kaca kunci untuk emosi anger misalnya umpatan.Ismail mengatakan analisa emosi ini dibuat dalam kurun waktu Januari hingga September 2021. Emosi disampaikan dalam bentuk teks, foto, maupun video. Dia memasukkan kata-kata kunci untuk mengukur masing-masing emosi. Misalnya anger berisi ucapan-ucapan umpatan.
-Natural
Ihwal pihak-pihak yang melakukan pembicaraan, Ismail Fahmi menilai kelompok Anies, Ganjar, dan Ridwan, masuk dalam kategori natural. Artinya, yang berbicara memang kebanyakan manusia bukan bot, kecuali Puan.
Selanjutnya, Fahmi memaparkan peta social network analysis (SNA) antara tokoh-tokoh tersebut, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo hingga Puan Maharani. Hasilnya, pembicaran soal Puan Maharani tidak banyak dilakukan oleh pendukung organiknya atau mayoritasnya disebut buzzer. Selanjutnya, pembicaraan soal Ridwan Kamil mayoritasnya dilakukan oleh pendukungnya.
Baca : Prasetyo Sebut Anies Baswedan Berbohong, Fraksi PDIP: Bukan Bohong tapi Mengeluh
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini