Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Mencuri untuk kawin

Ny. ery di slipi kecurian sejumlah barang. si pencuri meninggalkan surat. isinya membuat ny. ery tersentuh karena antara lain menyebuntukan: mencuri terpaksa dilakukan untuk biaya kawin. (ina)

7 Juni 1986 | 00.00 WIB

Mencuri untuk kawin
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
TERNYATA, maling tak selamanya brutal. Ada juga maling yang sopan. Tak percaya? Inilah ceritanya: Setelah menggaet barang di rumah Nyonya Ery, di kawasan Slipi, Jakarta Barat, pertengahan bulan lalu, sang maling langsung meninggalkan surat: "Tidak banyak yang kami ambil, cuma uang Rp 37 000, kodak (maksudnya: kamera), sepatu, Jam tangan, Jam beker, video, dan perhiasan emas." Memo maling ini tak persis betul, karena video ternyata tak jadi diboyongnya. Surat maling itu masih panjang "Tadi siang kami ketemu Nyonya di Jalan, mau pergi rupanya. Kami masup (maksudnya: masuk) ke rumah berdua. Saya bukan orang jauh, juga bukan orang dekat. Nyonya masih ingat siapa di antara orang Kebun Sayur yang masih nyonya benci?" tulis surat itu. Nyonya Ery, 37, tak merasa membenci siapa-siapa. Ia sudah 14 tahun tinggal di sana, baru sekali ini kecurian. Semula Nyonya Ery ragu-ragu melaporkan kemalingan ini kepada polisi. Soalnya, maling itu menulis begini: "Dan jangan coba-coba lapor polisi, nanti kacau. Saya sampai dengar ada polisi ke sini, Nyonya jangan senang-senang. Harta bisa dicari tapi nyawa." Akhirnya, Nyonya Ery melaporkan kasusnya ini ke Polres Jakarta Barat, tapi sang maling belum ditemukan, sampai sekarang. Tapi, Nyonya Ery, ibu yang bekerja di Departemen Agama ini, juga ikhlas dengan kehilangan itu. Soalnya, ada satu kalimat dalam surat maling itu yang menyentuh wanita ini. Bunyinya: "Saya berjanji tidak akan melakukan hal begini lagi. Ini karena terpaksa, saya mau kawin, tak punya uang." "Saya memang heran, kok sempat-sempatnya maling itu menulis surat di rumah saya," cerita Nyonya Ery. "Ia seperti tahu kebiasaan saya, tapi saya sungguh tak bisa menebak, siapa yang melakukannya." Yang juga "dipuji" oleh wanita ini, maling itu ternyata sama sekali tak melahap daging ayam dan hidangan lainnya. "Pencuri itu seperti tahu, hidangan tersebut untuk keperluan saya buka saur. Mereka 'kan lama di rumah ini, sampai menulis surat panjang, mestinya kalau mau, bisa menghabiskan hidangan itu," katanya. Apakah Nyonya Ery mengharapkan pencuri itu tertangkap? Ia tak berkomentar, agaknya sulit menjawab. "Yang pasti, setelah pulang dari melaporkan kasus itu ke polisi, saya berdoa begini: Ya, Allah, semoga barang-barang saya digunakan di jalan yang benar, betul-betul untuk biaya perkawinan, tidak dipakai berjudi," cerita Nyonya Ery semoga surat itu juga tidak akal-akalan maling.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus