Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Berita Tempo Plus

Menjaga Kesakralan Padi

Kearifan bisa datang dari segala penjuru, termasuk dari suku-suku terpencil yang tak tertangkap mata kita. Di hulu Sungai Mahakam, Kalimantan Timur, suku Wehea memelihara alam dengan satu semangat: bahwa padi dan tetumbuhan lain sama berharganya dengan anak sendiri.

April lalu, wartawan Tempo Adek Media Roza mengikuti ritual adat yang gegap-gempita dari suku itu. Cahyo Junaedy melengkapinya dengan sejumlah riset pustaka.

1 Mei 2006 | 00.00 WIB

Menjaga Kesakralan Padi
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

DARI jendela lantai dua sebuah bangunan a-dat, suara tabuhan gendang dan pukulan gong mengalir ke sepanjang tepian Sungai Wa-ha-u. Nun jauh di hulu Mahakam, Kalimantan- Ti-mur, pertengahan April lalu, matahari me-ning-gi menguapkan embun di atap rumah warga- De-sa Nehas Liah Bing. Rumah-rumah sederhana berje-jer sepanjang hampir satu kilometer di tepi bengawan itu. Lalu, satu demi satu warga turun ke jalan, menja-wab- irama, pertanda dimulainya ritual puncak erau pa-di.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus