Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi mengimbau semua pihak yang menjadi korban skandal pengaturan skor berani membeberkan praktek lancung tersebut. Menurut dia, baik saksi maupun korban skandal yang juga dikenal dengan istilah "sepak bola gajah" ini bisa meminta perlindungan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
"Sekarang lebih baik kami dorong LPSK untuk melindungi setiap warga yang ingin bicara jujur mengenai fakta sepak bola gajah," kata Menteri Imam di kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga, Jakarta, Kamis, 30 April 2015.
Imam menjelaskan, lembaganya sudah mengirim surat kepada LPSK untuk memberikan perlindungan terhadap saksi dan korban yang mengungkapkan adanya praktek pengaturan skor. Selain itu, kata dia, Kementerian Pemuda dan Olahraga sangat terbuka jika ada pihak yang ingin membeberkan siapa saja yang terlibat dalam sepak bola gajah. "Kepada siapa pun yang merasa jadi korban dan mau datang kemari, kami akan membuka diri," ujarnya.
Menurut Imam, kesulitan mengungkap adanya sepak bola gajah selama ini disebabkan oleh ketakutan saksi dan korban terhadap ancaman oknum-oknum tertentu. "Mereka, saksi dan korban, takut kepada manusia, ancaman. Padahal mereka punya hak. Takutlah kepada Tuhan," kata Menteri Imam.
Sebelumnya, empat pemain PSS Sleman, yaitu Monieaga, Ridwan, Satrio dan satu pemain lagi yang enggan disebut namanya, mengungkapkan adanya sepak bola gajah. Salah satu pemain membeberkan bahwa pihaknya menjadi korban skenario yang diatur manajemen lama PSS.
Selain itu, dugaan praktek curang dalam sepak bola semakin kuat dengan adanya laporan Bambang Suryo ihwal pengaturan pertandingan di Liga Indonesia kepada Markas Besar Kepolisian RI pada pertengahan Juni lalu. Dia menyertakan barang bukti berupa daftar pertandingan yang sudah diatur. Dalam waktu dekat ini, Bambang akan menyerahkan bukti transaksi rekening.
GANGSAR PARIKESIT
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini