Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang beroperasi pada Maret 2019, PT Mass Rapid Transit atau MRT Jakarta telah mencetak 954 ribu kartu untuk calon pengguna kereta layang dan bawah tanah Lebak Bulus-Dukuh Atas-HI itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca juga: Penemuan Tas Berisi Uang Rp 40 Juta di KRL, Ini Kronologinya
Untuk kartu single trip, Kamaluddin menjelaskan, sistemnya akan sama seperti kartu sekali bayar kereta KRL commuter line. Penumpang akan membeli kartu di stasiun awal dan mengembalikan kartu tersebut di stasiun tujuan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sedangkan untuk multi trip, penumpang akan memiliki kartu yang dapat digunakan berulang kali. Penumpang hanya perlu memastikan saldo di dalam kartu cukup sebelum memulai perjalanan.
Terkait harga kartu dan tarif MRT, Kamaluddin belum bisa menjelaskan secara rinci. Menurut dia, saat ini pembahasan tarif masih berproses di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"Nanti akan diumumkan saat operasional komersial di bulan Maret. Jadi sekarang belum bisa dikasih tahu tarif indikasinya," kata Kamaluddin.
Per 31 Desember 2018, progres pembangunan fase 1 MRT Jakarta telah mencapai 98,10 persen. Rinciannya, jalur layang telah rampung sebesar 97,80 persen dan jalur bawah tanah rampung sebesar 98,41 persen.
Jalur Fase 1, yakni Lebak Bulus hingga Bundaran HI, rencananya akan mulai beroperasi pada bulan Maret 2019. Dengan adanya kereta MRT Jakarta, perjalanan dari bagian selatan hingga pusat Jakarta itu akan mampu ditempuh kurang dari 30 menit.