Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) menargetkan program normalisasi Ciliwung yang berada di Jakarta akan rampung pada 2020. Saat ini normalisasi baru mencapai 16 kilometer dari target 33 kilometer.
Baca: Jokowi Ingin Sungai Ciliwung Bersih, Ini Tantangannya
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kepala BBWSCC Bambang Hidayat mengatakan masih menunggu pemerintah Jakarta untuk menyelesaikan pembebasan lahan. "Sekarang sedang diajukan lagi. (Progresnya) memang tidak signifikan," kata Bambang di Kanal Banjir Timur di Cipinang Indah Kelurahan Pondok Bambu Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, Senin, 1 Oktober 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Bambang mengatakan pembebasan lahan yang masuk daerah aliran sungai Ciliwung saat ini masih dilakukan secara bertahap. Sebab tidak mudah untuk memindahkan penduduk yang telah puluhan tahun tinggal di bantaran kali ke lokasi lain. Salah satu kendala adalah, pemerintah sulit mencarikan lahan pengganti untuk tempat tinggal mereka.
Kepala bidang operasi dan pemeliharaan SDA BBWSCC Gemala Suzanti mengatakan saat ini fokus untuk melakukan normalisasi di kawasan Bukit Duri, Gedong, Cawang, dan Bidara Cina. Proses normalisasi terkendala karena sebagian besar lahan di empat kawasan itu belum dibebaskan. "Dari 16 kilometer yang sudah dinormalisasi, ada sejumlah titik yang menjadi spot kosong. Kami meminta Pemda cepat membebaskannya," ujar Gemala.
Bambang menuturkan, periode 2013-2017, pemerintah baru menormalisasi Sungai Ciliwung yang berada di dari Jalan T.B. Simatupang hingga Manggarai. "Baru 45 persen dari target panjang normalisasi yang ingin dicapai.