Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu pembalap Formula E yang akan turun di Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC), Ancol, Jakarta Utara, adalah Nyck de Vries. Sosok pria yang lahir di Uitwellingerga, Belanda, pada 6 Februari 1995 itu menarik perhatian masyarakat termasuk Gubernur DKI Anies Baswedan, karena kakeknya adalah orang Indonesia.
Dalam acara meet and greet Formula E di Monumen Nasional atau Monas, Jakarta Pusat, Nyck de Vries terkejut dengan sambutan dari warga Indonesia. "Akhirnya kembali ke Asia dan ke tempat ini. Saya mendengar ada rencana mau night race dan itu sangat bagus sekali," ujar dia di Monas, Kamis, 2 Juni 2022.
De Vries mengatakan sejujurnya dia agak terbebani dengan harapan masyarakat di Indonesia. Namun, dia akan berusaha maksimal membuat kalian semua bangga. De Vries berharap bisa menghabiskan waktu lebih lama di Indonesia di masa depan.
Pria yang menekuni dunia balap sejak usianya sembilan tahun itu mengaku keturunan Indonesia dari kakeknya. "Dia dulu tinggal di Malang, Jawa Timur dan memutuskan pindah ke Belanda untuk menghindari perang," kata De Vries.Gubernur DKI Anies Baswedan bersama Nyck de Vries, juara bertahan Formula E musim 2020/2021. Foto : Instagram
De Vries menyukai beberapa masakan Indonesia. "Makanan favorit saya lemper. Saya juga sudah mencoba pisang goreng dan rasanya sangat enak," tutur dia.
Perjalanan karier
De Vries merupakan juara bertahan musim 2020-2021 yang saat ini bertengger di posisis keenam. Dari delapan balapan yang sudah bergulur, pembalap asal Belanda ini baru mengoleksi 65 poin. De Vries tertinggal 46 angka dari Stoffel Vandoorne pemuncak klasemen sementara. Tak hanya Formula E, dia juga tercatat sebagai pembalap cadangan di Mercedes-AMG Petronas F1 Team.
Karir De Vries menjadi pembalap dimulai dengan menjadi juara karting WSK World Series KF3 pada 2008. Pada 2010 dan 2011 De Vries menjadi juara Dunia Karting. Berlanjut pada 2015 di Formula Renault 3.5 Series, ia berhasil meraih lima kali podium dan menutup musim dengan menempati peringkat tiga.
Dua tahun berselang De Vries pindah ke kejuaraan FIA Formula 2. Ia sempat membela dua tim pada musim 2017 yakni Rapax dan Racing Engineering dan menempati peringkat ketujuh di klasemen akhir. Setahun kemudian De Vries pindah ke tim Prema Racing di mana ia berpartner dengan pembalap Indonesia, Sean Gelael. Di akhir musim De Vries finis di posisi keempat.
Pada 2019, De Vries menjadi pembalap untuk tim ART Grand Prix. Ia pun akhirnya menjadi juara dunia FIA Formula 2. Dia mulai bergabung menjadi pembalap Formula E pada musim 2020-2021. Dia sukses menjadi juara dunia Formula E di akhir musim.
Baca juga: Anies Baswedan Ketemu Pembalap Formula E: Ngobrol soal Jakarta
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini