Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Dalam film fiksi ilmiah Cina The Wandering Earth, yang baru-baru ini dirilis di Netflix, umat manusia berupaya mengubah orbit Bumi menggunakan pendorong besar untuk menghindari Matahari yang mengembang dan mencegah tabrakan dengan Jupiter. Menurut seorang pakar roket, fiksi ilmiah itu bisa menjadi kenyataan.
Dikutip laman Arstechnica, baru-baru ini, Matteo Ceriotti dari Glasgow University, Inggris menjelaskan bahwa skenario tersebut suatu hari nanti bisa jadi kenyataan. Dalam lima miliar tahun, Matahari akan kehabisan bahan bakar dan mengembang, kemungkinan besar menelan Bumi.
"Ancaman yang langsung adalah kiamat pemanasan global. Memindahkan Bumi ke orbit yang lebih luas bisa menjadi solusi dan itu mungkin secara teori," kata Ceriotti.
Namun, bagaimana manusia bisa melakukannya dan apa saja tantangan tekniknya? Ceriotti mengasumsikan bahwa manusia memiliki tujuan untuk memindahkan Bumi dari orbitnya saat ini ke orbit yang berjarak 50 persen lebih jauh dari Matahari, mirip dengan Mars.
"Kami telah merancang teknik untuk memindahkan benda-benda kecil, seperti asteroid dari orbitnya selama bertahun-tahun, terutama untuk melindungi planet kita dari dampaknya. Beberapa didasarkan pada tindakan impulsif, dan seringkali destruktif, ledakan nuklir dekat atau di permukaan asteroid, atau penabrak kinetik," tutut Ceriotti.
Ceriotti menambahkan, misalnya pesawat ruang angkasa bertabrakan dengan asteroid dengan kecepatan tinggi. Ini jelas tidak berlaku untuk Bumi karena sifatnya yang merusak.
Teknik lain sebagai gantinya melibatkan dorongan yang sangat lembut dan terus menerus dalam waktu yang lama. Teknik tersebut disediakan oleh kapal tunda yang merapat di permukaan asteroid, atau pesawat ruang angkasa yang melayang di dekatnya (mendorong melalui gravitasi atau metode lain).
Namun, hal itu tidak mungkin untuk Bumi karena massanya sangat besar dibandingkan dengan asteroid terbesar sekalipun. "Kami sebenarnya sudah memindahkan Bumi dari orbitnya. Setiap kali sebuah pesawat ruang angkasa meninggalkan Bumi, ia memberikan impuls kecil ke Bumi dalam arah yang berlawanan, mirip dengan hentakan pada senjata," ujar Ceriotti. "Namun, sayangnya untuk tujuan menggerakkan Bumi efek ini sangat kecil."
Falcon Heavy milik SpaceX adalah peluncur roket paling kuat saat ini, kata Ceriotti. Namun dibutuhkan 300 miliar peluncuran pada kapasitas penuh untuk mencapai perubahan orbit ke Mars. Bahan untuk membuat semua roket ini akan setara dengan 85 persen Bumi, sehingga hanya menyisakan 15 persen Bumi di orbit Mars.
Dorongan listrik adalah cara yang jauh lebih efisien untuk mempercepat massa, khususnya penggerak ion, yang bekerja dengan menembakkan aliran partikel bermuatan untuk mendorong kapal maju. "Kita bisa mengarahkan dan menembakkan pendorong listrik ke arah orbit Bumi," kata Ceriotti.
Dorongan yang berukuran besar harus berada 1.000 kilometer di atas permukaan laut, di luar atmosfer bumi, tapi masih menempel kuat di bumi dengan sinar yang kaku, untuk mengirimkan kekuatan pendorong. Dengan sinar ion ditembakkan dengan kecepatan 40 kilometer per detik ke arah yang benar, Ceriotti melanjutkan, masih perlu mengeluarkan setara dengan 13 persen dari massa Bumi dalam ion untuk memindahkan 87 persen sisanya.
ARSTECHNICA | THECONVERSATION
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini