Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Andono Warih menyatakan, kualitas udara dengan parameter PM 2.5 tahun ini meningkat ketimbang 2019. Dia berujar, pandemi Covid-19 telah berkontribusi mereduksi 14-50 persen partikulat berdiameter 2,5 mikron atau PM 2.5 bulanan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Dengan adanya komitmen tersebut serta adanya pengurangan sumber pencemar udara karena pandemi Covid-19 pada 2020 ini terlihat telah terjadi peningkatan kualitas udara di DKI," kata dia dalam sambutannya pada peluncuran virtual dokumen kerja sama DKI dengan Bloomberg Philanthropies, Rabu, 23 September 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Andono menuturkan penurunan polusi udara bukan hanya karena pandemi Covid-19. Pemerintah DKI telah berupaya mengendalikan kualitas udara seperti yang tertuang dalam Instruksi Gubernur DKI Nomor 66 Tahun 2019 tentang Pengendalian Kualitas Udara. Menurut dia, terdapat tujuh upaya pengendalian kualitas udara pada Ingub 66/2019.
Selain itu, Anies menerbitkan Peraturan Gubernur Nomor 66 Tahun 2020 tentang Uji Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor. Dinas Lingkungan Hidup, dia melanjutkan, juga tengah menyelesaikan revisi ihwal baku mutu emisi sumber tak bergerak.
"Dan merevisi indeks standar pencemaran udara atau ISPU dengan memasukkan parameter PM 2.5 di dalam perhitungan," ujar dia.
Pemerintah DKI Jakarta pun bekerja sama dengan Bloomberg Philanthropies. Hari ini kedua pihak meluncurkan dokumen Untuk Udara Bersih Jakarta berisikan rencana mewujudkan udara bersih di Ibu Kota. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut, kerja sama tersebut fokus pada peningkatan kualitas udara dalam dua tahun ke depan.