Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Pelecehan Seksual di Bus Transjakarta yang Viral di Medsos, Ini Penuturan Satu Korbannya

PT Transjakarta sudah memasukkan pelaku pelecehan seksual itu dalam status orang dalam pengawasan di lingkungan transportasi publik tersebut.

4 Desember 2023 | 16.27 WIB

Warga menggunakan transportasi umum bus TransJakarta di kawasan Jalan Jend Sudirman, Jakarta, Jumat 29 September 2023. PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) berencana mengubah tarif perjalanan yang besarannya disesuaikan dengan status ekonomi dan KTP domisili penumpang dengan memberlakukan sistem account based ticketing (ABT). Nantinya, tarif untuk warga domisili DKI Jakarta dan non-Jakarta akan berbeda. Seperti diketahui, sampai saat ini tarif Transjakarta belum ada perubahan buat semua konsumen, yakni tetap Rp 3.500. Rencananya, penerapan sistem tiket berbasis profil akun atau ABT bisa digunakan untuk tiga moda transportasi umum di Jakarta, yaitu MRT, LRT, dan Transjakarta. Sistem ini kabarnya sudah mulai diuji coba dan bakal dirilis di Playstore melalui aplikasi JakLingko. Nantinya, penumpang melakukan transaksi perjalanan menggunakan QR Code. TEMPO/Subekti.
Perbesar
Warga menggunakan transportasi umum bus TransJakarta di kawasan Jalan Jend Sudirman, Jakarta, Jumat 29 September 2023. PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) berencana mengubah tarif perjalanan yang besarannya disesuaikan dengan status ekonomi dan KTP domisili penumpang dengan memberlakukan sistem account based ticketing (ABT). Nantinya, tarif untuk warga domisili DKI Jakarta dan non-Jakarta akan berbeda. Seperti diketahui, sampai saat ini tarif Transjakarta belum ada perubahan buat semua konsumen, yakni tetap Rp 3.500. Rencananya, penerapan sistem tiket berbasis profil akun atau ABT bisa digunakan untuk tiga moda transportasi umum di Jakarta, yaitu MRT, LRT, dan Transjakarta. Sistem ini kabarnya sudah mulai diuji coba dan bakal dirilis di Playstore melalui aplikasi JakLingko. Nantinya, penumpang melakukan transaksi perjalanan menggunakan QR Code. TEMPO/Subekti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pelecehan seksual terjadi di bus Transjakarta pada Kamis lalu, 30 November 2023, viral di media sosial. Kejadian itu ramai menjadi perbincangan di twitter, atau kini bernama X, usai akun @DellanyM mengunggah sebuah utas pukul 09.48 WIB.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Dalam utas itu, Dellany Madjid, pemilik akun @DellanyM bercerita tentang seorang pria yang melakukan masturbasi di bus Transjakarta rute L13E yang menghubungkan Puri Beta-Latuharhari dengan kode bus MYS-17024. Unggahan pertama dari utas itu telah dilihat sebanyak 2,2 juta kali.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berkenaan dengan utas itu, PT Transjakarta melalui akun @PT_Transjakarta membalas pada pukul 15.08 bahwa telah menegur dan menginterogasi pelaku. PT Transjakarta mengklaim bahwa pelaku merupakan penyandang disabilitas autisme dan sudah memasukkannya dalam status orang dalam pengawasan di lingkungan transportasi publik tersebut. 

Saat ditanyakan, Dellany menyebut bahwa dirinya tak bisa menyimpulkan apakah pelaku mengidap disabilitas mental atau tidak. Yang dilihatnya, pelaku memang kadang senyum-senyum sendiri. "Dia enggak berinteraksi dengan siapa-siapa tapi nyengir-nyengir sendiri," katanya kepada TEMPO, Minggu, 3 Desember 2023.

Dellany menyebut bahwa gerak-gerik pelaku juga cukup aneh. Tangan pelaku, dia menjelaskan, tak pernah berhenti bergerak. "Ada aja gerakan yang enggak umum," ujarnya. 

Dellany mengaku yang pertama menegur pelaku saat yang bersangkutan berada di sisi bus bagian depan. "Setelah dia pindah ke bagian belakang bus yang banyak laki-laki, dia berdiri persis di sebelah perempuan dan tangan pelaku kena kepala dan bahu perempuan itu. Sama perempuan itu ditegur dan pelaku nurut," tuturnya. 

Dellany menyebut bahwa penumpang lain baru menaruh perhatian kepada pelaku saat bus mulai berada memasuki wilayah halte CSW di kawasan Blok M. "Aku masih nangis, masih syok. Enggak tahu dia jadi diturunin di situ atau enggak," katanya. 

Lebih lanjut, Dellany menduga bahwa tak banyak yang melihat pelaku melakukan masturbasi sebagaimana yang dia saksikan. "Di belakang dia persis ada orang, karena terlalu dekat, secara pandangan mungkin enggak ke bawah, enggak ke arah kelamin dia kayak yang aku lihat," katanya. 

Tak hanya itu, saat dirinya menegur pelaku pertama kali, penumpang lain justru merasa risih karena dianggap membuat gaduh. "Mereka malah pada bilang 'sssttt'," ujarnya menirukan penumpang lain. 

Mendengar tanggapan Transjakarta, Dellany menyampaikan keraguannya kalau pelaku adalah penyandang autisme. "Katanya diinterogasi. Apakah mereka menghadirkan dokter, psikolog, atau psikiater, aku enggak tahu. Menurutku sih enggak. Lantas kok pelaku bisa disebut autis?" 

Mengenai keraguan itu, Transjakarta belum memberikan tanggapan balik. 

Savero Aristia Wienanto

Bergabung dengan Tempo sejak 2023, alumnus Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada ini menaruh minat dalam kajian hak asasi manusia, filsafat Barat, dan biologi evolusioner.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus