Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Pemborosan Masker N95 dan Rapid Test Rp 7 Miliar, Fraksi PSI: Harus Dievaluasi

BPK DKI Jakarta mendapati adanya pemborosan anggaran Rp 7 miliar untuk pembelian masker N95 dan alat rapid test yang dinilai kemahalan.

6 Agustus 2021 | 16.26 WIB

Calon pembeli memilih masker di Pasar Pramuka, Matraman, Jakarta Timur, Jumat 28 Februari 2020. Harga masker yang sempat menyentuh sekitar Rp1,7 juta per kotak untuk jenis N95 karena dampak virus corona, kini telah turun hingga sekitar 50 persen menjadi sekitar Rp800 ribu hingga Rp900 ribu per kotak, sementara untuk masker bedah dari harga sekitar Rp250 ribu menjadi Rp160 ribu per kotak. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Perbesar
Calon pembeli memilih masker di Pasar Pramuka, Matraman, Jakarta Timur, Jumat 28 Februari 2020. Harga masker yang sempat menyentuh sekitar Rp1,7 juta per kotak untuk jenis N95 karena dampak virus corona, kini telah turun hingga sekitar 50 persen menjadi sekitar Rp800 ribu hingga Rp900 ribu per kotak, sementara untuk masker bedah dari harga sekitar Rp250 ribu menjadi Rp160 ribu per kotak. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota DPRD DKI Jakarta William Aditya Sarana mengatakan sistem anggaran penanganan Covid-19 untuk beli masker N95 dan rapid test kit Rp 7 miliar harus dievaluasi. Pernyataan itu adalah tanggapan atas temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) DKI Jakarta yang menilainya sebagai pemborosan anggaran penanganan Covid-19.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

William mengatakan bahwa kebocoran anggaran ini bukanlah kali yang pertama. “Menurut saya harus ada evaluasi menyeluruh mengenai sistem penganggaran kita karena ini tidak terjadi sekali ini saja,” kata anggota Fraksi PSI itu saat dihubungi Tempo pada Jumat, 6 Agustus 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia mengatakan Pemprov DKI harus mengembalikan dan menjelaskan pemborosan anggaran tersebut.

“Tentu menurut saya jika ada kelebihan menurut BPK, harus dikembalikan dan Pemprov harus memberikan penjelasan mengapa kelebihan bayar,” kata William. 

Sebelumnya, BPK DKI Jakarta mendapati adanya pemborosan anggaran Rp 7 miliar. Pemborosan anggaran itu terdiri dari pengadaan rapid test kit senilai Rp1.190.908.000 dan pengadaan masker N95 senilai Rp5.850.000.000.

BPK menyayangkan temuan pemborosan itu dan menerbitkan rekomendasi kepada Gubernur Anies Baswedan untuk memerintahkan anak buahnya lebih cermat agar tidak boros dalam melakukan pengadaan barang.

Wagub DKI Ahmad Riza Patria menyebutkan temuan BPK bahwa ada pemborosan anggaran pembelian masker N95 dan rapid test kit itu wajar karena memanglah tugas mereka untuk melalukan pemeriksaan.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus