Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Pemulung di Jakarta dan Bekasi akan Diberi Fasilitas Rusunawa

Risma mengaku telah mendatangi sejumlah pemulung dan menanyakan rata-rata pemasukan mereka per hari, yakni sekitar Rp 30 ribu.

18 Februari 2021 | 13.54 WIB

Menteri Sosial Tri Rismaharini (kanan) memberikan bantuan kepada warga terdampak banjir di tempat pengungsian SD Muhammadiyah Bener, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Jumat 12 Februari 2021 dini hari. Dalam kunjungan tersebut Menteri Sosial memberikan bantuan berupa selimut dan kebutuhan bayi kepada warga terdampak banjir Kabupaten Pekalongan dan Kota Pekalongan yang mengungsi di sejumlah titik pengungsian. ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra
Perbesar
Menteri Sosial Tri Rismaharini (kanan) memberikan bantuan kepada warga terdampak banjir di tempat pengungsian SD Muhammadiyah Bener, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Jumat 12 Februari 2021 dini hari. Dalam kunjungan tersebut Menteri Sosial memberikan bantuan berupa selimut dan kebutuhan bayi kepada warga terdampak banjir Kabupaten Pekalongan dan Kota Pekalongan yang mengungsi di sejumlah titik pengungsian. ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Sosial (Kemensos) RI bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) segera membangun rusunawa bagi para pemulung di wilayah Bekasi dan Jakarta. "Kementerian PUPR sudah menyanggupi dan akan membangun dua blok rusunawa di Bekasi dan Jakarta," kata Menteri Sosial Tri Rismaharini Kamis, 18 Februari 2021. 

Risma menyampaikannya saat peresmian sentra kreasi atensi dan peninjauan lokasi rencana pembangunan rusunawa bagi eks pemulung dan tunawisma di Balai Karya Pangudi Luhur yang dipantau di Jakarta.

Tri Rismaharini mengatakan satu blok rusunawa masing-masing akan dibangun 100 unit kamar. Pembangunan itu dilatarbelakangi pendapatan para pemulung yang tidak mencukupi untuk menyewa rumah kos di ibu kota.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca: Cerita Pemulung yang Diduga Ditemui Risma di Thamrin: Minta Dibelikan Kompresor

Eks Wali Kota Surabaya itu mengaku mendatangi sejumlah pemulung dan menanyakan rata-rata pemasukan mereka per hari, yakni sekitar Rp 30 ribu. "Saya wawancara mereka, rata-rata pemasukannya per bulan hanya Rp 450 ribu."

Dengan jumlah pendapatan itu para pemulung tidak mungkin menyewa rumah kos karena hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok saja.

Ia berharap jika rusunawa itu sudah selesai dibangun, dapat membantu para pemulung menghemat pengeluaran biaya sewa tempat tinggal. Pada kesempatan itu, Wali Kota Surabaya dua periode itu mengatakan Kemensos juga memberdayakan para istri pemulung, pemulung perempuan serta korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) untuk menghasilkan berbagai usaha kuliner, sehingga bisa meningkatkan taraf perekonomian mereka.

"Mereka kami latih dan ajari, dibantu Surabaya Hotel School," ujarnya.

Para istri pemulung, pemulung perempuan, hingga perempuan korban KDRT dilatih agar memiliki keterampilan di bidang kuliner. Tujuannya, setelah mendapatkan pelatihan mereka bisa mandiri atau berdikari serta bisa meningkatkan taraf hidup yang jauh lebih baik dari sebelumnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus