Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, London - Seorang wanita yang menderita demam Chikungunya saat berlibur di Karibia akhirnya kehilangan penglihatan di mata kanannya secara permanen, menurut sebuah laporan baru.
Temuan itu menunjukkan bahwa masalah penglihatan mungkin menjadi efek yang tidak dilaporkan akibat virus yang ditularkan nyamuk Aedes aegypti itu. Virus itu telah menyebar dalam beberapa tahun terakhir dari Afrika dan Asia ke Karibia, Amerika Latin, dan Amerika Serikat, kata penulis laporan.
"Kehilangan penglihatan dapat menjadi komplikasi terbaru dari infeksi Chikungunya," kata Dr Abhijit Mohite, yang merawat wanita tersebut dan menulis laporan kasusnya, sebagaimana dikutip Live Science, Jumat, 7 Agustus 2015.
Sangat penting bagi orang-orang dengan masalah penglihatan mendapatkan pengobatan dini, untuk mencegah kehilangan penglihatan permanen, kata Mohite, dokter mata di Queen's Hospital di Inggris.
Para peneliti pertama kali mengenali Chikungunya di Tanzania pada 1952. Nama ini berdasarkan pada sebuah kata Afrika Timur yang berarti "yang tertekuk" karena orang yang terinfeksi virus ini sering membungkuk akibat nyeri otot dan sendi. Gejala lain termasuk demam, sakit kepala, mual, muntah dan ruam, menurut laporan kasus, yang diterbitkan pada 28 Juli dalam jurnal BMJ Case Reports itu.
Tidak ada vaksin atau obat untuk mengobati penyakit ini, tapi obat-obatan seperti steroid dapat mengobati gejala, yang meliputi peradangan, kata Dr Aileen Marty, direktur Florida International University Health Travel Medicine Program and Vaccine Clinic.
Wanita dalam kasus ini berusia 69 dan mengunjungi Pulau Grenada, Karibia, pada bulan Juli 2014. Selama di sana ia digigit oleh nyamuk dan menderita penyakit seperti flu, demam, ruam, dan nyeri sendi. Dia juga mengalami kelemahan otot di wajahnya dan menerima steroid dari dokter setempat untuk mengobatinya, menurut penelitian itu.
Wanita itu kembali ke Inggris pada Agustus. Meskipun penyakitnya mereda, dia mulai mengalami kesulitan melihat pada mata kanannya. "Gejala utamanya adalah bahwa dia merasa tidak bisa melihat pada bagian bawah penglihatannya di mata kanan," kata Mohite kepada Live Science. "Ini terjadi sekitar tiga minggu setelah ia kembali dari Grenada."
Dokter lain telah mencatat masalah mata pada orang yang terinfeksi Chikungunya, tapi ini adalah kasus pertama yang diketahui seorang wanita di Inggris mengalami masalah ini, kata Mohite.
ERWIN Z | LIVESCIENCE
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini