Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DUDUK bersebelahan, Muhammad Yamin menyodorkan kertas itu kepada Soegondo Djojopoespito. Saat itu 28 Oktober 1928, hari terakhir pelaksanaan Kongres Pemuda Indonesia II. Di podium, Mr Soenario, wakil dari kepanduan, tengah berpidato. Membaca serius, Soegondo, yang mengetuai kongres, menganggukkan kepala. Ia menorehkan paraf. "Saya setuju," kata Soegondo seraya menyerahkan kertas kepada Amir Sjarifuddin, wakil Jong Bataks Bond. Seperti Soegondo, Amir kemudian memberi tanda setuju. Kertas itu berpindah dari satu tangan ke tangan lain.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo