Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Perceraian Politik awal Reformasi

Mereka berpisah setelah Soeharto lengser pada 1998. Memikirkan ibu negara menjelang pemilihan presiden.

30 Juni 2014 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Restoran di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, menjadi salah satu tempat favorit bagi Prabowo Subianto Djojohadikusumo dan Siti Hediati Hariyadi-sering disebut Titiek Soeharto-untuk bertemu. "Mereka sering makan siang di sini," ujar Ron Mueller, manajer restoran, sambil mengingat-ingat peristiwa lebih dari 30 tahun berselang itu kepada Tempo awal Juni lalu.

Pemilik Papa Ron's Pizza itu mengenal Prabowo dan Hashim Djojohadikusumo, adiknya, pada 1978. Perkenalan itu terjadi secara kebetulan karena Anie Harjanti, calon istri Hashim, bekerja di bagian public relations Sari Pan Pacific.

Prabowo dan Titiek menikah pada 8 Mei 1983, setelah hampir dua tahun berpacaran. Dalam laporan majalah Tempo edisi 14 Mei 1983, disebutkan bahwa Prabowo dan Titiek berkenalan dalam sebuah pesta ulang tahun di rumah Kolonel Wismoyo, ipar Tien Soeharto, ibu Titiek. Wismoyo ketika itu komandan grup Komando Pasukan Sandi Yudha, atasan Prabowo. Menurut Titiek, pertemuan pertama itu tak serta-merta disusul dengan kontak berikutnya karena masing-masing sibuk. Mereka baru intens bertemu lagi sekitar lima bulan kemudian.

Mayor Jenderal Purnawirawan Glenny Kairupan, teman Prabowo satu angkatan di akademi militer, mengatakan keduanya memang dikenalkan Wismoyo. "Masa perkenalan mereka pun kilat," ujar Glenny kepada Tempo dua pekan lalu. Menurut dia, Prabowo termasuk tipe laki-laki yang sulit berpacaran. "Serius enggak, sampai intim juga enggak. Ya, paling tidak, mengajak makan malam."

Kisah cinta Prabowo dan Titiek juga tertuang dalam buku biografi ayahnya, Jejak Perlawanan Begawan Pejuang Sumitro Djojohadikusumo, yang terbit pada 2000. Di dalam buku itu disebutkan bahwa pertunangan dengan Titiek bukanlah yang pertama bagi Prabowo karena sebelumnya ia membina hubungan serius dengan gadis Yogyakarta, yang putus di jalan lantaran Prabowo terlalu sibuk sebagai tentara.

Sampai suatu waktu, Prabowo mengenalkan Titiek dengan Sumitro. Rupanya, sang ayah merasa sudah mengenal Titiek, yang tak lain mahasiswanya di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Namun Sumitro tidak tahu perempuan yang dikenalkan Prabowo itu anak presiden.

Prabowo juga mengenalkan Titiek dengan neneknya, yang semula mengira perempuan itu mahasiswa asal Yogyakarta dan ngekos di Menteng. Dalam pertemuan kedua, ia baru tahu bahwa Titiek adalah putri presiden. Kontan saja sang nenek terperanjat dan sikapnya berubah. Bukan tak setuju, melainkan antifeodal. Sang nenek tahu Tien Soeharto berasal dari Mangkunegara, yang sangat kental adat Jawanya. Ini berbeda dengan latar belakang keluarga Prabowo, yang biasa dalam tradisi terbuka, egaliter, modern hasil pendidikan Barat, dan dalam banyak hal justru "tak paham" terhadap tradisi Jawa. Istri Sumitro, Dora Marie Sigar, berasal dari Minahasa dan lama hidup di Eropa. "Namun baik Sumitro maupun ibunda Sumitro sesungguhnya tertarik dengan kepribadian Titiek, yang rendah hati dan sopan. Jadilah muncul kebimbangan," demikian isi buku itu.

Mereka akhirnya menikah. Resepsi digelar di Pendopo Agung Sasono Utomo dan Sasono Langen Budoyo, Taman Mini Indonesia Indah. Setidaknya 3.000 tamu menyimak acara tersebut. Sepuluh bulan kemudian, lahirlah Ragowo Hedi Prasetyo-sering disapa Didiet Prabowo-pada 22 Maret 1984. Titiek menyelesaikan kuliahnya pada 1985.

l l l

Masa-masa indah keluarga, menurut Titiek, dihabiskan dengan kegiatannya sebagai istri prajurit dan tinggal di Cijantung, markas Komando Pasukan Khusus, rumah dinas Prabowo. "Selama di kesatuan, ya, di Cijantung," ujar Titiek, Jumat dua pekan lalu.

Namun, setelah 15 tahun bersama, Prabowo dan Titiek memilih jalan sendiri-sendiri. Peristiwa itu terjadi tak lama setelah Soeharto lengser sebagai presiden pada 1998. Menurut Suhardi, Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya, perpisahan mereka terjadi setelah Prabowo diusir dari Cendana, kediaman keluarga besar Soeharto.

Prabowo dianggap berkhianat, tidak loyal kepada Cendana, serta membiarkan mahasiswa berdemonstrasi yang berujung reformasi dan lengsernya Soeharto. "Mereka berpisah karena masalah politik," kata Suhardi seusai debat calon presiden di Jakarta pekan lalu.

Setelah diberhentikan sebagai tentara-pangkat terakhir letnan jenderal-gara-gara kasus penculikan aktivis 1998, bekas Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat dan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus itu meninggalkan Indonesia dan menetap di Yordania. Pada 2008, setelah kembali ke Indonesia, dia bersama Hashim mendirikan Partai Gerindra.

Prabowo kini calon presiden dari poros Partai Gerindra, yang didukung Golkar, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Amanat Nasional, dan Partai Keadilan Sejahtera. Dia berpasangan dengan Hatta Rajasa dari PAN sebagai wakil presiden. Adapun Titiek, dalam karier politik, juga lolos sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Golkar hasil pemilihan umum legislatif lalu.

Glenny bercerita, rupanya Prabowo galau. "Glenn, saya mau jadi presiden, tapi enggak punya bini." Mendengar itu, Glenny tertawa. "Begitu saja kok repot. Balik saja lagi ke Titiek," ujar Glenny ke Prabowo.

Dalam berbagai acara akhir-akhir ini, Prabowo dan Titiek sering terlihat bersama, termasuk ketika Titiek berulang tahun dan berziarah ke makam Soeharto di Astana Giribangun, Jawa Tengah. Titiek dua kali hadir dalam acara debat calon presiden. Dalam acara debat yang kedua, Ahad tiga pekan lalu, Titiek duduk bersama Didiet Prabowo di kursi paling depan barisan pendukung Prabowo. Dia tampak bertepuk tangan dengan bersemangat setelah Prabowo menyampaikan visi-misi. Seusai acara, Prabowo mendatangi Titiek, berpelukan, sambil cium pipi kiri dan kanan.

Menurut Suhardi, sejumlah kolega terus mencari cara agar mereka rujuk. Suhardi juga sempat mengecek sejumlah kerabat Cendana ihwal perceraian mereka. Hasilnya, kata Suhardi, tidak pernah ada perceraian. "Belum ada perceraian. Talak pun tak pernah ada," ujar guru besar Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada itu, yang berharap keduanya rujuk kembali. "Kalau ada istri dan semua berkumpul, kehidupannya akan lebih bagus."

Lalu tanggapan Titiek? "Kami semuanya berteman baik," katanya. Ia menolak bercerita banyak tentang status perkawinan dan kehidupannya. "Kok, tanya-tanya. Saya tak mau jawab." Titiek hanya mengatakan selalu menjaga hubungan baik dengan Prabowo sebagai orang tua bagi anaknya. "Saya ibu dari anak Prabowo, demikian pula Prabowo adalah bapak dari anak saya," ujarnya.

Glenny yakin Prabowo dan Titiek akan bersama lagi. Menurut dia, tidak ada hal yang tidak mungkin jika Tuhan menghendaki. "Kalau cerai karena politik, mengapa tidak jika kembalinya juga karena politik. Yang jelas, dia mau balik ke Titiek."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus