Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Proyek ITF Sunter Jalan di Tempat, Fortum Finlandia Mundur

Jakpro butuh 340 juta dolar atau sekitar Rp 5,2 triliun, untuk mendanai proyek ITF Sunter.

28 Juni 2021 | 15.16 WIB

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan groundbreaking pembangunan ITF Sunter, Jakarta Utara, pada Kamis, 20 Desember 2018. TEMPO/M Julnis Firmansyah
Perbesar
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan groundbreaking pembangunan ITF Sunter, Jakarta Utara, pada Kamis, 20 Desember 2018. TEMPO/M Julnis Firmansyah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pembangunan konstruksi pengolahan sampah Intermediate Treatment Facility atau ITF Sunter di Jakarta Utara hingga kini belum dimulai. Direktur Pengembangan Bisnis PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Hanief Arie Setianto mengatakan PT Fortum Finlandia selaku mitra kerja sama Jakpro memutuskan mundur dari proyek ITF.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Mitra kami dengan adanya pandemi melakukan review dan bekesimpulan bahwa mereka akan memprioritaskan lagi investasi mereka dan unfortunately investasi di Indonesia belum menjadi prioritas," kata dia dalam konferensi pers virtual, Senin, 28 Juni 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menugaskan Jakpro untuk membangun sejumlah ITF, salah satunya di Sunter. Penugasan itu tertuang dalam Peraturan Gubernur Nomor 33 Tahun 2018 tentang Penugasan Lanjutan Kepada Perseroan Terbatas Jakpro dalam Penyelenggaraan Fasilitas Pengelolaan Sampah di Dalam Kota/ITF.

Pemprov DKI berencana membangun empat ITF untuk mengurangi ketergantungan pada tempat pembuangan sampah di Bantargebang, Kota Bekasi.  

Jakpro lalu bekerja sama dengan PT Fortum dan mendirikan perusahaan patungan bernama PT Jakarta Solusi Lestari (JSL). Menurut Hanief, Jakpro mengambil alih saham Fortum di perusahaan patungan ini dan terus melanjutkan rencana pembangunan ITF Sunter.

Dia menjelaskan, mundurnya Fortum tak mengubah nilai investasi yang diperlukan. Jakpro tetap butuh 340 juta dolar atau sekitar Rp 5,2 triliun, bergantung nilai kurs, untuk mendanai proyek ini.

Selain itu, perjanjian jual beli listrik dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), teknologi pengolahan sampah, dan lainnya juga tidak berubah. Hanya saja BUMD itu belum punya sumber pendanaan, sehingga proyek ITF Sunter masih jalan di tempat.

"Kami terus melakukan diskusi secara intens dengan DKI untuk mendapatkan pendanaan," ucap dia.

Hanief berujar, pihaknya berharap sudah mendapatkan mitra baru di kuartal keempat (Q4) tahun ini. Dengan begitu, fase pembangunan konstruksi bisa dikerjakan pada 2022. Peletakan batu pertama atau groundbreaking pembangunan ITF Sunter berlangsung pada 20 Desember 2018.

Baca juga: DPRD DKI Sebut Jakpro Gagal Bangun ITF Sunter

Lani Diana

Menjadi wartawan Tempo sejak 2017 dan meliput isu perkotaan hingga kriminalitas. Alumni Universitas Multimedia Nusantara (UMN) bidang jurnalistik. Mengikuti program Executive Leadership Program yang diselenggarakan Asian American Journalists Association (AAJA) Asia pada 2023.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus