Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Rusia Akui Kemerdekaan Separatis Donbass, Krisis Ukraina Masuki Babak Baru

Rusia mengakui kemerdekaan dua kelompok pemberontak di wilayah Ukraina timur dan sekaligus mengirimkan tentara dengan dalih menjaga perdamaian

22 Februari 2022 | 18.15 WIB

Sebuah tank melaju di sepanjang jalan di kota Donetsk yang dikuasai separatis, Ukraina 22 Februari 2022. REUTERS/Alexander Ermochenko
Perbesar
Sebuah tank melaju di sepanjang jalan di kota Donetsk yang dikuasai separatis, Ukraina 22 Februari 2022. REUTERS/Alexander Ermochenko

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Krisis Ukraina masuk babak baru. Rusia mengakui kemerdekaan dua kelompok pemberontak di wilayah Ukraina timur dan sekaligus mengirimkan tentara ke wilayah itu dengan dalih sebagai penjaga perdamaian.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Keputusan Presiden Vladimir Putin, yang dilakukan pada Senin, 21 Februari 2022 ini, langsung menuai kecaman terutama dari Barat. Ancaman sanksi ke Rusia kembali berhamburan dari Amerika Serikat dan Sekutunya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menuduh Rusia merusak pembicaraan damai karena mengakui kemerdekaan dua wilayah yang menyatakan lepas dari Kyiv.

Zelenskiy dalam pernyataan Selasa pagi, 22 Februari 2022, mengatakan Ukraina berkomitmen pada perdamaian dan diplomasi, sekaligus mengharapkan langkah "jelas dan efektif" dari sekutunya untuk bertindak melawan Rusia dan menyerukan pertemuan puncak darurat para pemimpin Ukraina, Rusia, Jerman dan Prancis.

Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss, langsung menyatakan tindakan Moskow mengirim pasukan ke wilayah pemberontak dukungan Rusia di Donbass itu sebagai invasi terhadap Ukraina.

Presiden Joe Biden membalas tindakan Putin dengan menandatangani perintah eksekutif untuk menghentikan aktivitas bisnis AS di wilayah yang memisahkan diri.

Meningkatnya kekhawatiran perang mendorong harga minyak ke level tertinggi dalam tujuh tahun terakhir, sementara mata uang safe-haven termasuk yen menguat dan saham global jatuh.  

"Amerika Serikat akan menjatuhkan sanksi kepada Rusia atas pelanggaran nyata terhadap hukum internasional dan kedaulatan Ukraina serta integritas teritorial," kata Linda Thomas-Greenfield, duta besar AS untuk PBB, kepada wartawan setelah pertemuan darurat Dewan Keamanan pada Senin malam.

"Kami dapat, akan, dan harus bersatu dalam seruan kami agar Rusia menarik pasukannya, kembali ke meja diplomasi dan bekerja menuju perdamaian." 

Tetapi seorang pejabat senior AS mengatakan pengerahan pasukan Rusia ke daerah-daerah yang memisahkan diri tidak pantas mendapatkan sanksi paling keras yang telah disiapkan Amerika Serikat dan sekutunya jika terjadi invasi skala penuh, karena Rusia sebelumnya sudah menempatkan pasukan di sana.

Seorang menteri senior pemerintah Inggris mengatakan jelas bahwa Putin telah memilih konfrontasi daripada dialog dan Inggris akan menanggapi dengan sanksi.

"Anda dapat menyimpulkan bahwa invasi ke Ukraina telah dimulai," kata Menteri Kesehatan Sajid Javid.

Dia mengatakan situasinya sama parahnya dengan krisis rudal Kuba tahun 1962 ketika konfrontasi antara Amerika Serikat dan Uni Soviet membawa dunia ke ambang perang nuklir.

Rusia membantah berencana untuk menyerang tetangganya tetapi telah mengerahkan pasukan di perbatasan Ukraina dan mengancam tindakan "teknis militer" kecuali jika menerima jaminan keamanan besar-besaran, termasuk bahwa Ukraina tidak akan pernah bergabung dengan NATO.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan pengakuan kedua wilayah itu tidak mempengaruhi kesiapan Rusia untuk melakukan pembicaraan dengan Amerika Serikat, kantor berita Tass melaporkan.

Berikutnya: sanksi mulai dijatuhkan Selasa

Inggris mengatakan telah menyusun sanksi untuk menargetkan mereka yang terlibat dalam pelanggaran integritas teritorial Ukraina, dan langkah-langkah itu akan mulai berlaku pada Selasa ini.

Para duta besar negara-negara anggota Uni Eropa akan bertemu untuk membahas kemungkinan sanksi dengan sanksi terbatas sebagai opsi yang memungkinkan, kata seorang pejabat UE.

Seorang diplomat UE mengatakan secara terpisah pertemuan itu akan mempertimbangkan bagaimana bertindak atas pernyataan yang dibuat oleh para pemimpin UE pada hari Senin bahwa blok itu akan "bereaksi dengan sanksi terhadap mereka yang terlibat dalam tindakan ilegal ini".

Cina mengatakan prihatin dengan situasi yang memburuk dan menyerukan semua pihak untuk "berlatih" menahan diri sementara Jepang mengatakan siap untuk bergabung dengan sanksi internasional terhadap Moskow jika terjadi invasi skala penuh.

Vassily Nebenzia, duta besar Rusia untuk PBB, memperingatkan kekuatan Barat untuk "berpikir dua kali" dan tidak memperburuk situasi.

Seorang saksi mata Reuters melihat tank dan perangkat keras militer lainnya bergerak melalui kota Donetsk yang dikuasai separatis. Tidak ada lencana yang terlihat di kendaraan.

Militer Ukraina mengatakan di halaman Facebook-nya telah mencatat 84 kasus penembakan oleh separatis ke sekitar 40 pemukiman di sepanjang garis depan dengan artileri berat, yang melanggar perjanjian gencatan senjata.

Kantor berita Interfax mengutip seorang pejabat separatis yang mengatakan para penyabot Ukraina meledakkan sebuah ranjau di sebuah jalan yang menewaskan tiga warga sipil.

Separatis yang didukung Rusia di wilayah Donetsk dan Luhansk Ukraina - secara kolektif dikenal sebagai Donbass - memisahkan diri dari kendali pemerintah Ukraina pada 2014 dan memproklamirkan diri sebagai "republik rakyat" yang independen.

Rusia perlu meratifikasi perjanjian persahabatannya dengan kawasan sebelum dapat membahas hal-hal seperti perbatasan yang tepat dari wilayah tersebut, lapor kantor berita RIA, mengutip kementerian luar negeri. Parlemen Rusia diperkirakan akan meninjau kembali perjanjian persahabatan pada hari Selasa.

Dalam pidato televisi yang dipenuhi dengan keluhan terhadap Barat, Putin mengatakan Ukraina timur adalah tanah Rusia kuno.  

Putin menyelidiki sejarah sejauh kekaisaran Ottoman dan menyatakan frustrasi bahwa tuntutan Rusia untuk menulis ulang pengaturan keamanan Eropa telah berulang kali ditolak.  

"Saya menganggap perlu untuk membuat keputusan yang seharusnya sudah dibuat sejak lama - untuk segera mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Lugansk," kata Putin.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus