Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Berita Tempo Plus

Secangkir Kopi untuk Havelaar

”Ini bukan roman, tapi gugatan,” begitulah tema perayaan 190 tahun kelahiran Douwes Dekker alias Multatuli. mantan Asisten Residen Lebak yang kemudian mengarang Max Havelaar. Havelaar judul buku, juga nama kapal pengangkut turis, nama jalan, nama kelompok diskusi, dan banyak lagi, di Belanda kini.

Universiteit van Amsterdam telah mengajukan ini sebagai salah satu karya warisan dunia. Berikut ini adalah kumpulan artikel yang bersandar pada reportase tentang Havelaar di Amsterdam dan di Lebak.

14 Juni 2010 | 00.00 WIB

Secangkir Kopi untuk Havelaar
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

FOTO itu hampir pudar warnanya. Hanya tersisa kuning yang memutih di siku-sikunya. Pria di foto tersebut duduk dengan berwibawa: sorot matanya tajam, rambutnya tebal bergelombang dengan kumis melintang di atas bibirnya. Dialah sang pengarang legendaris itu, Eduard Douwes Dekker alias Multatuli. Foto lapuk tersebut dipajang di kaca depan sebuah bangunan kecil berlantai tiga di Jalan Korjespoorsteeg Nomor 20, tak jauh dari Stasiun Amsterdam Central, Belanda. Di sanalah tempat Dekker dilahirkan.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus