Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Malam siap bersalin subuh. Jalanan sepanjang Legian macet oleh kendaraan yang berderet-deret. Trotoar penuh dengan pelancong asing. Di sekitar berbagai pub yang memutar musik panggung, sebagian turis berkerumun. Sisanya menenteng botol minuman sembari meluberi jalanan. Rupanya, Legian kembali menemukan napas lamanya: menggeliat dan riuh sepanjang malam, seolah lupa pada teror bom pada setahun silam. Tragedi itu meledak dalam jarak sepelemparan batu dari pusat keramaian di Legian, Kuta. Sebut saja Bounty's CafŽ, Paddy's CafŽ, atau Mini Bar.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo