Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Berita Tempo Plus

Serdadu dari Purworejo

KARIER militer Sarwo Edhie Wibowo dimulai saat belia. Pada usia 15 tahun, di tengah deru pendudukan Jepang, dia nekat mendaftar menjadi prajurit heiho. Perang kemerdekaan mempertemukan Sarwo dengan Ahmad Yani, yang juga berasal dari Purworejo. Sejak itu, keduanya amat dekat. Terbunuhnya Yani pada 30 September 1965 memukul Sarwo.

Rangkaian peristiwa sepanjang 1965-1966—pembubaran PKI dan pergantian presiden—melambungkan nama Sarwo Edhie, sekaligus menjadi titik balik perjalanan hidupnya. Karena dinilai terlalu keras menyudutkan barisan pendukung Sukarno, dia disingkirkan ke Medan, Sumatera Utara, kemudian ke Papua. Jabatan militer terakhirnya "hanya" Gubernur Akademi Militer di Magelang. Tapi, di semua pos itu, Sarwo Edhie tetap bersinar, lantang, keras, tanpa kompromi.

7 November 2011 | 00.00 WIB

Serdadu dari Purworejo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Muncul dari Balik Kemelut

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus