Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Shell, salah satu produsen bahan bakar dan pelumas menyatakan siap membuka stasiun pengisian listrik atau charging station di Indonesia. Hanya saja, Shell akan mengkaji terlebih dahulu keberadaan dan populasi mobil listrik di sejumlah wilayah Indonesia. "Kami ready kalau dari industri dan pasarnya juga ready," kata Ratna Anggraini, Fuel Marketing Manager Shell Indonesia, Rabu 26 Juni 2019.
Baca: Kata Pakar Shell Soal Mitos Sering Ganti Jenis BBM Merusak Mesin
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ia mengungkapkan bagi Shell tak terlalu sulit untuk membangung instalasi stasiun pengisian listrik di Indonesia. Alasannya, Shell telah lebih dulu mengembangkan teknologi untuk pengisian listrik di Eropa saat menyambut era imobility. Sehingga Shell, kata dia, tinggal memindahkan teknologi tersebut ke Indonesia. "Tergantung kesiapan mobil listrik dan market masuk Indonesia. Jika mobilnya datang bisa langsung penyiapan instalasinya," ujar Ratna.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Tentunya, Shell tidak sembarang membuka stasiun pengisian listrik. Ratna menambahkan pembangunan instalasi charging station akan melihat kebutuhan di daerah tersebut. "Nantinya akan gabung dengan SPBU Shell yang telah ada," ujarnya.
Selain itu, Shell juga terus melakukan riset pengembangan bahan bakar dengan secara bertahap meninggalkan BBM fosil. Salah satunya, shell mengembangkan bio fuel dengan bersandar pada teknologi mesin yang ada. Apalagi, pemerintah juga terus mengarahkan produsen untuk mengurangi bahan bakar fosil. "Pusat riset kami sudah bersiap menuju ke sana," ucapnya.
Baca Juga: Cegah Pemalsuan Pelumas, Shell Kembangkan Teknologi Jam Jar
Bahkan rencana pemerintah untuk menerapkan penggunaan B-30, Shell juga menyatakan kesiapannya. Nantinya, pemerintah akan mengeluarkan spek bahan bakar B-30 yang aman dari hasil riset. "Kami akan support," kata Ratna.