Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah studi internasional merilis penelitian soal temuan kandungan parasetamol yang mendomindasi perairan Teluk Jakarta. Kandungan parasetamol terdeteksi di kawasan Angke dan Ancol, keduanya berlokasi di Jakarta Utara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Konsentrasi tinggi parasetamol terdeteksi di Angke(610 ng/L) dan Ancol (420 ng/L)," demikian bunyi abstrak penelitian itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Penelitian ini diterbitkan dalam Marine Pollution Bulletin edisi Volume 169, Agustus 2021 yang dapat diakses di www.sciencedirect.com. Judul penelitiannya 'High concentrations of paracetamol in effluent dominated waters of Jakarta Bay, Indonesia'.
Total ada empat peneliti yang terlibat. Mereka adalah tiga peneliti dari School of Pharmacy and Biomolecular Sciences, University of Brighton bernama Wulan Koagouw, George W.J. Olivier, dan Corina Ciocan. Satu orang lagi adalah Zainal Arifin, peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Penelitian ini adalah studi pertama yang menemukan kandungan parasetamol atau acetaminophen di perairan sekitar Indonesia. Peneliti mengambil sampel air yang dominan terkontaminasi limbah di empat lokasi Teluk Jakarta dan satu di pantai utara Jawa Tengah.
Peneliti mencatat studi pendahuluan ini menyajikan data yang menggambarkan kualitas air laut di Teluk Jakarta dan Jawa Tengah. Selain soal kandungan parasetamol, peneliti menemukan, kandungan nutrisi air laut melebihi batas Baku Muku Air Laut Indonesia. Beberapa sampel air juga mengandung logam.
"Tingginya kandungan yang terdeteksi, dibandingkan dengan hasil literatur ilmiah lainnya, meningkatkan kekhawatiran tentang risiko lingkungan jangka panjang khususnya dampak terhadap peternakan kerang di sekitarnya," demikian lanjutan isi abstrak penelitian.
Peneliti juga menuliskan perlunya investigasi lebih lanjut mengingat temuan obat-obatan sebagai kontaminan atau pencemar air laut.