Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menyambut Pemilu 2019, massa berbaju putih mulai berdatangan ke Masjid Jami Al-Falaah, Pejompongan, Jakarta Pusat, sejak pukul 04.00 WIB. Masjid ini dipilih sebagai lokasi Subuh Akbar dan Putihkan TPS, oleh penyelenggara Forum Umat Islam (FUI).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kegiatan ini dihadiri beberapa tokoh pembicara seperti Sekretaris Jenderal FUI Al-Khaththatah, calon legislatif Partai Amanat Nasional (PAN) Eggi Sudjana, mubalig Haikal Hassan, Nurdiati Akma, Saleh Khalid, Dani Anwar, dan Namruddin. “Subuh berjamaah ini diambil dari tradisi Nabi Muhammad SAW,” kata Al-Khaththath di Al Falaah, Rabu, 17 April 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Al-Khaththath, Nabi Muhammad selalu mengadakan subuh berjamaah sebelum pergi bertempur. Tujuannya agar mendapat keberkahan. “Rasullullah dulu biasanya mengirim pasukan untuk perang itu dimulai dari subuh.” Sesuai dengan tradisi itu, Al-Khaththath akan bersama-sama turun ke TPS, untuk memenangkan pasangan calon yang mereka dukung.
Pada Subuh Akbar ini mayoritas massa laki-laki mengenakan peci putih dan baju koko, atau gamis. Sedangkan para wanita terlihat hadir dengan mengenakan mukena putih. Massa yang hadir merupakan basis pendukung pasangan calon 02, Prabowo - Sandiaga Uno. Ia menyebut pilihan mendukung Prabowo ini didasarkan pada keputusan Ijtima Ulama.
Baca: Lima Sumpah Aksi 313, Mulai dari Subuh Akbar ...
Hasil rekomendasi Ijtima Ulama baik jilid I atau Jilid II, merekomendasikan Prabowo Subianto sebagai presiden yang perlu didukung.
Sempat ada perbedaan pada pilihan calon wakil presiden pada Ijtima Ulama jilid I. Antara rekomendasi ulama dengan pilihan Prabowo, yakni Sandiaga Uno. Sehingga kembali diadakan Ijtima Ulama II. Keputusannya pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno tetap direkomendasikan, namun dengan syarat menyepakati 17 pakta integritas.