Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang profesor anatomi dari Fakultas Kedokteran Universitas Missouri, Casey Holliday dan rekannya, menemukan bukti baru tentang pengatur suhu di kepala dinosaurua predator Tyrannosaurus rex atau T-rex.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam studi yang terbit dalam The Anatomical Record, peneliti memeriksa buaya menggunakan pencitraan termal, yang menerjemahkan panas menjadi cahaya.
Seperti T-rex, dikutip laman Techtimes, akhir pekan lalu, buaya juga memiliki lubang di atap tengkorak mereka. Para ilmuwan sebelumnya berpikir bahwa atap tengkorak T-rex memiliki dua lubang besar atau fenestra dorsotemporal yang dipenuhi dengan otot untuk membantu dinosaurus melakukan gerakan rahang.
Kondisi tubuh buaya tergantung pada lingkungan. Para peneliti memperhatikan bahwa ketika cuaca lebih dingin, hewan berusaha melakukan pemanasan. Pencitraan termal menunjukkan titik-titik panas yang besar di lubang-lubang di tengkorak buaya, yang mengindikasikan kenaikan suhu.
Kemudian ketika lebih hangat, peneliti mengamati bahwa lubang-lubang itu tampak gelap seolah-olah dimatikan untuk menjaga hewan tetap dingin. Peneliti mencocokkan data pencitraan termal dari dinosaurus dengan fosil T-rex, untuk melihat bagaimana kedua lubang itu berevolusi dari waktu ke waktu.
Penelitian mengungkapkan bahwa lubang di atap tengkorak T-rex dipenuhi dengan pembuluh darah, menantang hipotesis sebelumnya tentang anatomi kepala predator prasejarah ini.
"Fitur anatomi yang relevan berlawanan dengan hipotesis bahwa fossa berotot karena kurangnya osteologi berkorelasi reflektif dari perlekatan otot," tertulis dalam studi itu. "Kesimpulan yang paling didukung dari jaringan lunak adalah bahwa fossa frontoparietal mengandung struktur pembuluh darah yang besar dan jaringan adiposa."
Holiday menjelaskan bahwa pemangsa darat seperti T-rex membutuhkan kemampuan untuk melepaskan panas karena menghasilkan banyak panas tubuh. Jendela termal di kepala mereka akan membantu. Perangkat khusus pembuluh darah di tengkorak mereka bisa bertindak untuk mengatur suhu tubuh dan otak mereka.
"Dinosaurus lebih berdarah panas daripada yang kita duga, lebih seperti burung daripada kadal," kata Holliday. "Berdarah panas akan membuat mereka tidak terlalu bergantung pada suhu lingkungan, seperti kadal berdarah dingin, tapi juga mengontrol suhu tubuh mereka melalui cara internal."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berita lain tentang T-Rex, bisa Anda baca di Tempo.co.
THE ANATOMICAL RECORD | TECH TIMES