Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - AS, karyawan Rumah Sakit Yadika di Duren Sawit, Jakarta Timur, melaporkan dokter praktek ALT ke Kepolisian Sektor Duren Sawit, Sabtu, 17 Oktober 2017. Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Duren Sawit Ajun Komisaris Nevo Suhajendro mengatakan, AS mengaku diancam hendak ditembak menggunakan senjata api jenis pistol oleh dokter ALT.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tadi pagi saya habis belajar nembak. Kalau kamu masih begitu saya tembak di luar," kata Nevo mengutip laporan AS tentang ancaman dokter ALT, Selasa, 17 Oktober 2017. Dokter ALT, kata Nevo, diduga menodongkan pistol karena merasa jumlah pasiennya dikurangi oleh pelapor.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Insiden bermula ketika ALT yang merupakan dokter praktek spesialis di Rumah Sakit Yadika, mencari-cari karyawan bagian administrasi bernama Pipit. Maksudnya, kata Nevo, dokter ALT hendak menanyakan tentang data jumlah pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosia (BPJS) yang harus ditanganinya.
Karena, ujar Nevo, menurut ALT jumlah tersebut makin berkurang. Tak menemui Pipit, ALT malah bertemu AS, rekan kerja Pipit. AS menduga pasien pindah ke rumah sakit lain. ALT murka dan menuduh AS mengalihkan pasiennya ke dokter lain.
Dia lalu mengeluarkan pistol dari pinggangnya dan menodongkannya ke kepala AS sambil berteriak dengan nada mengancam akan menembak menggunakan pistol tersebut. Tidak terima diancam dengan todongan senjata api, AS melaporkan ALT ke Polsek Duren Sawit.
Atas laporan AS, polisi memanggil dokter praktek ALT. Dalam pemeriksaan, ALT menjelaskan bahwa pistol yang ditodongkan ke arah AS adalah pistol mainan. "Bukan senjata beneran, itu pistol mainan," ucap Nevo.
ZARA AMELIA