Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Ternyata, Mata Air Penyebab Jalan Cisauk-Kranggan Ambles  

Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Tangerang Slamet Budi Mulyanto mengatakan amblesnya jalan Cisauk-Kranggan karena ada mata air.

27 Juli 2017 | 13.40 WIB

Jalur Lintas Selatan Suradita kabupaten Tangerang yang mengarah ke Muncul kembali diperbaiki setelah mengalami amblas. TEMPO/Muhamad Kurnianto
Perbesar
Jalur Lintas Selatan Suradita kabupaten Tangerang yang mengarah ke Muncul kembali diperbaiki setelah mengalami amblas. TEMPO/Muhamad Kurnianto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Tangerang - Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Tangerang Slamet Budi Mulyanto mengatakan amblesnya sebagian jalan Cisauk-Kranggan yang merupakan jalur Jalan Lingkar Selatan menghubungkan Cisauk dan Legok, disebabkan oleh adanya titik mata air di bawah jalan itu.



"Ternyata sering ambles karena dibawah permukaan jalan itu ada beberapa titik mata air," ujar Budi kepada Tempo, Kamis 27 Juli 2017. Adanya titik mata air di bawah permukaan jalan ini, kata Budi, merupakan hasil penelitian ahli dari Universitas Indonesia yang dilibatkan Pemerintah Kabupaten Tangerang.


 


Baca: Ambles, Jalur Lingkar Selatan Suradita Arah Muncul Ditutup


 


“Kami minta diteliti kontur tanah di jalan itu, karena setiap kali jalan diperbaiki selalu ambles," ujar Budi. Menurut Budi, titik mata air berada di 500 meter jalan Cisauk-Kranggan, sehingga titik jalan tersebut rawan ambles. "Apalagi dilalui kendaraan berbeban berat, seperti kendaraan berat truk dan container," ucap Budi.


 


Budi mengaku telah melaporkan masalah ini ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Saat ini, kata Budi, sedang dilakukan perbaikan jalan ambles tersebut. "Kami targetkan perbaikan rampung dua bulan ke depan," kata Budi.


 


Jalur Lingkar Selatan (JLS) Suradita arah Muncul, Kabupaten Tangerang, Banten, yang sudah dibeton pada 2016, kini ambles. Jalan itu sedang dihancurkan dengan alat berat untuk diperbaiki kembali. Jalan yang sebelumnya masih dilalui sepeda motor itu sudah tidak bisa dilewati kendaraan. 


 


"Di sini memang banyak mata air. Mungkin tanah di bawah jalan ini lembek," kata Ramdan, 41 tahun, warga setempat. Ia menduga tanah di sekitarnya tidak kuat menopang jalan itu. Saat hujan, air yang melintasi bawah jalan juga deras.


 


Menurut Ramdan, jalan yang dibangun pada September 2016 dengan masa pengerjaan 100 hari itu rampung pada Desember 2016. Jalan dibuka setelah pengerjaan pada pertengahan Januari 2017. “Kebanyakan kendaraan yang melintas adalah truk," kata Ramadan.


 


Baca juga: Mudik Lebaran arah Merak, Jalan Balaraja-Jayanti Rusak Parah


 


Namun, kata Ramadan, tidak lama setelah dibuka, jalan itu retak-retak. Truk dialihkan melewati jalur yang tidak jauh dari jalur yang ambles. "Setelah diketahui jalan itu retak, ditutup kembali,” ujar Ramadan. 
 
JONIANSYAH HARDJONO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ali Anwar

Ali Anwar

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus