Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Tips Merawat Mercedes-Benz Tua agar Tetap Gagah di Jalanan

Hal pertama yang perlu diperhatikan dalam merawat Mercedes-Benz tua adalah menjaga radiator tetap bersih.

9 Desember 2019 | 06.25 WIB

Mercedes-Benz W108 280S atau Mercy Kebo 1970 milik Budi Haryanto ikut touring Bandung - Yogya demi gelaran Jambore Nasional Mercedes Benz ke-14 di Candi Prambanan Yogyakarta, 6-8 Desember 2019. Tempo/ Pribadi Wicaksono
Perbesar
Mercedes-Benz W108 280S atau Mercy Kebo 1970 milik Budi Haryanto ikut touring Bandung - Yogya demi gelaran Jambore Nasional Mercedes Benz ke-14 di Candi Prambanan Yogyakarta, 6-8 Desember 2019. Tempo/ Pribadi Wicaksono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Sejumlah mobil Mercedes-Benz lawas keluaran di bawah tahun 1970 ikut meramaikan gelaran Jambore Nasional Mercedes Benz ke-14 di Candi Prambanan, Yogyakarta, 6-8 Desember 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Walau berumur, mobil-mobil tua itu masih sedap dipandang mata dan tak kalah mempesonanya saat bersanding dengan seri terbaru.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lantas apa resepnya hingga mobil-mobil tua pabrikan Jerman itu bisa awet muda dan performanya, bahkan kuat turing ratusan kilometer?

Seorang pecinta seri klasik dari Mercedes-Benz Club Banten, Budi Haryanto, punya cerita merawat mobil klasik pabrikan Jerman itu agar tetap kinclong dan sehat saat dikendarai. Budi mengaku sudah 15 tahun bergulat dengan seri lawasan mobil pabrikan Jerman itu.

"Mercy tua kebanyakan masih memakai karburator, ini yang harus selalu diperhatikan. Jangan sampai kondisinya kotor," ujar Budi yang datang bersama klubnya di Jambore Nasional Mercedes Benz ke-14 di Candi Prambanan itu Sabtu 7 Desember 2019.

Pria yang memboyong koleksi Mercy W 108 280S atau Mercy Kebo 1970 miliknya di jambore itu mengatakan dengan karburator yang terawat biasanya mobil juga tak pernah rewel. Seperti terhindar dari kasus mesin susah dihidupkan atau tiba tiba mogok sendiri di jalan.

"Kedua, kalau ada spare part rusak gunakanlah spare part orisinil. Ini cukup berpengaruh untuk performa Mercy, jangan pakai barang hasil akal akalan tipe lain," ujar pria yang kesehariannya menjadi teknisi mesin di PT Krakatau Steel itu.

Budi menuturkan konsekuensi buruk pemakaian spare part hasil subsitusi dari tipe lain, paling berat yakni rusaknya komponen lain dalam mesin.

Mercedes-Benz W114 atau Mercy Mini 1969 dari komunitas Mercedes-Benz Club Banten ikut meramaikan gelaran Jambore Nasional Mercedes Benz ke-14 di Candi Prambanan Yogyakarta, 6-8 Desember 2019. Tempo/ Pribadi Wicaksono
"Tiap tipe Mercy punya kekhasan sendiri, termasuk spare partnya harus cocok," ujar pria yang juga memiliki Mercy Batman tahun 1965 dan Mercy Boxer 1991 itu di kediamannya.

Budi pun menyarankan sejumlah bagian penting seperti kaki-kaki, suspensi, atau bearing jangan sampai dibiarkan begitu lama dan baru diganti setelah komponen itu rusak.

Adapun bagian penting yang juga tak boleh terlewat dalam list perawatan Mercy tua yakni radiator agar jangan sanpai kering lalu memicu mesin gampang panas. Penggantian oli juga tertib yakni tiap 5.000 kilometer.

"Untuk Mercy tua yang tipenya automatic, jangan sampai kehabisan atau telat oli maticnya. Namanya juga mobil lawas, begitu oli matic telat biasanya langsung mogok," ujar Budi.

Layaknya orang tua, Mercy lawasan pun butuh rutin 'olahraga'. Tujuannya agar komponen dan mesin mobil tak hanya diam lama dan rusak di makan waktu.

Budi mencontohkan, meskipun Mercy Kebo 1970 miliknya sanggup terabas jarak jauh- termasuk dari Bandung ke Yogya yang menempuh ratusan kilometer, ia tak pernah absen membawa mobilnya berkeliling jarak pendek di akhir pekan.

"Seminggu sekali mobil itu (Mercy Kebo) saya bawa ke kantor, jadi ngga cuma didiamkan di garasi," ujarnya.

Budi menuturkan pada intinya Mercy lawasan baik tipe kebo, batman, mini juga boxer hampir sama perawatannya.

"Kalau perawatannya baik, Mercedes-Benz lawas juga bakal gampang diajak jalan, tak peduli mau medan ringan atau berat," kata dia.

Wawan Priyanto

Wawan Priyanto

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus