Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Tumpahan minyak mentah akibat munculnya gelembung gas dan tumpahan minyak di sumur YYA-1 area Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) di perairan lepas pantai Karawang, sudah sampai ke Kepulauan Seribu, Jakarta sejak Kamis, 25 Juli 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Sudah. Sudah sampai sini (Kepulauan Seribu) sejak Kamis kemarin," kata Bupati Kepulauan Seribu, Husein Murad saat dihubungi Antara, Rabu, 31 Juli 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Husein mengatakan ada beberapa pulau yang terkena dampak dari tumpahan minyak tersebut. Di antaranya Pulau Rambut, Pulau Untung Jawa, dan Pulau Ayer.
Tumpahan minyak itu, kata Husein, berupa gumpalan-gumpalan kecil berwarna hitam seperti aspal padat. "Ini bukan cairan, hanya gumpalan kecil yang kalau terdampar di darat, begitu terkena matahari jadi mencair dan kotor kaki kita," ujarnya.
Meski ada tumpahan minyak, Husein mengatakan hal tersebut tidak mengganggu aktivitas pariwisata maupun perairan di sekitar Kepulauan Seribu.
Sementara itu, di perairan Karawang yang merupakan lokasi kebocoran minyak mentah, peristiwa itu telah berdampak terhadap nelayan, petani tambak, serta lingkungan dan kesehatan warga setempat.
Selain itu, produksi garam di wilayah pesisir utara Kabupaten Karawang, Jawa Barat, terhenti akibat tumpahan minyak itu. Sekitar 100 hektare tambak garam di wilayah pesisir utara Karawang menghentikan produksinya.