Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Berita Tempo Plus

Tetap Waspada Meski Lebih Ringan

Varian Covid-19 Omicron disebut tiga kali lipat lebih menular dibanding varian Delta, tapi tingkat keparahannya lebih rendah.

17 Desember 2021 | 00.00 WIB

Warga Negara Asing (WNA) berjalan dekat papan informasi penerbangan di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, 29 November 2021. ANTARA/Fauzan
Perbesar
Warga Negara Asing (WNA) berjalan dekat papan informasi penerbangan di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, 29 November 2021. ANTARA/Fauzan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ringkasan Berita

  • Epidemiolog menyatakan varian Omicron tak lebih berbahaya daripada Delta.

  • Selain menyiapkan rumah sakit, pemerintah mengoptimalkan cakupan vaksinasi.

  • Sumber penularan harus segera ditemukan untuk mencegah transmisi lokal.

JAKARTA — Sejumlah pakar epidemiologi menyebutkan varian Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), Omicron, tiga kali lipat lebih menular dibanding varian Delta. Meski begitu, tingkat keparahan varian baru ini lebih ringan dibanding varian Delta. "Tingkat infeksiusnya tinggi, tapi tingkat seriusnya lebih ringan," ujar pakar epidemiologi dari Universitas Airlangga, Windhu Purnomo, kepada Tempo, kemarin.

Windhu menuturkan, jumlah kasus rawat inap yang disebabkan Omicron rendah, setelah melihat perkembangan penularan Covid-19 di tingkat global. Kebanyakan kasus yang ditemukan hanya bergejala ringan atau tanpa gejala. Ia menduga rendahnya angka rawat inap akibat Omicron karena sebagian masyarakat sudah pernah terinfeksi virus atau mendapat vaksin. "Sebagian besar sudah ada kekebalan alamiah," ujarnya.

Meski begitu, Windhu mengingatkan pemerintah dan masyarakat agar tetap menjaga protokol kesehatan. Sumber penularan varian Omicron di Indonesia pun, kata dia, harus segera ditemukan untuk mencegah terjadinya transmisi lokal. "Perbatasan tetap dijaga dan karantina tidak boleh main-main," ucapnya.

Kasus pertama varian Omicron—pertama kali dilaporkan di Afrika Selatan—terdeteksi menginfeksi seorang petugas kebersihan di Wisma Atlet pada Rabu malam lalu. Varian ini telah menyebar di 77 negara dengan sekitar 7.905 kasus. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memasukkan Omicron dalam kelompok variant of concern alias varian yang patut diwaspadai.

Guru besar Ilmu Biokimia dan Biologi Molekuler Universitas Airlangga, Chairul Anwar Nidom, meminta masyarakat tidak panik menanggapi munculnya kasus pertama Omicron di Indonesia. Ia mengingatkan masyarakat agar tetap waspada dan terus menjalankan protokol kesehatan.

Menurut Nidom, tingkat keparahan penyakit yang disebabkan oleh Omicron masih berkaitan dengan faktor komorbid pasien, terutama gangguan pembuluh darah. "Varian Delta masih lebih mengkhawatirkan dibanding Omicron,” ujar dia.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus