Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Bogor - Seorang warga Kota Bogor terpaksa keluar masuk apotek untuk mencari obat Covid-19 bagi anggotanya keluarganya yang terinfeksi virus corona. Mondar mandir dengan sepeda motor matic miliknya, Dede Royani, 36 tahun, mencari-cari Azithromycin dan Mecovit-D3 1000 IU di sejumlah apotek di Kota Bogor.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dari apotek kecil hingga besar dimasukinya untuk mencari antibiotik dan vitamin yang dipesan oleh kakaknya yang terkonfirmasi reaktif Covid-19. Dede menyebut, dari rumahnya di Kayu Manis Kota Bogor dia menyusuri jalan Sholeh Iskandar hingga Pajajaran dan mendatangi tiap apotek yang ada.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Ada kali tujuh apotek mah, lupa gak itung. Tapi intinya setiap apotek mengatakan obat yang saya cari gak ada, terutama Mecovit ini. Ada tadi di satu apotek, dosisnya sama tapi mereknya beda. Terus satu ada, satu kosong. Belum harganya mahal dari biasanya,” kata Dede kepada Tempo, Jumat 9 Juli 2021.
Menurut Dede, kakaknya disuruh isolasi mandiri karena reaktif Covid-19. Dokter yang memeriksa menyarankan untuk mengkonsumsi Azithromycin dan Mecovit dalam resep yang dituliskan.
“Tapi sana sini saya nyari gak ada, sampai apotek kimia Farma yang besar yang ada di jalan Juanda Kota Bogor juga ga ada, padahal itu apotek besar. Ini saya mau coba nyari ke Ciawi, soalnya ada banyak apotek di sana. Semoga dapat,” kata Dede.
Selanjutnya klinik di Cimanggu juga hanya bisa memberi resep tanpa obat
Kepala Klinik di Cimanggu Brahmansyah Putra mengatakan saat ini kelangkaan obat khususnya obat untuk penghilang bakteri pada pernapasan dan saluran organ pernapasan memang sangat sulit dicari. Setelah memeriksa dan mendianogsa pasien yang datang, dia hanya bisa membekali resep.
“Ya gimana di kita juga obatnya lagi kosong, paling kita kasih resep, terus minta warga atau keluarga pasien yang kita periksa untuk membeli obatnya sendiri,” kata Brahman.
Kesulitan mencari obat juga dirasakan oleh Kepala Puskesmas Tajur Halang Fransiskus Misi. Kepada Tempo dia mengatakan, seharusnya stok Puskesmas itu bisa terpenuhi oleh Dinas Kesehatan. Namun dalam satu pekan ini, ketersediaan obat Covid-19 mulai menipis dan beberapa kosong.
“Kami sudah laporkan dan kami sudah ajukan untuk kembali mengirimi kami obat yang kami perlukan untuk penanganan pasien Covid-19, tapi dari misal 10 yang kita ajukan paling ada 7 yang dikirim. Sisanya, dibilang lagi nunggu kiriman distributor. Padahal obat itu yang dibutuhkan,” kata Frans.
Frans akhirnya hanya mampu memberikan resep kepada pasien ketika ketersediaan obat di Puskesmas tidak ada. “Kadang banyak juga, warga yang kembali telpon ke saya mengeluh mereka tidak menemukan obat yang saya tulis di resep,” kata Frans.
Selanjutnya Ketua Pusat Logistik Satgas Covid-19 sebut obat Covid-19 langka bukan berarti hilang
Ketua Pusat Logistik Satgas Covid-19 sekaligus Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim, mengatakan kelangkaan obat antivirus khususnya untuk penanganan pasien Covid, bukan berarti hilang dari pasaran.
“Saya berasumsi, ini lebih karena peningkatan permintaan dan kebutuhan masyarakat terhadap obat itu. Kalau bahasa ekonominya, Demand lebih tinggi daripada supply. Bukan hilang,” kata Dedie Rachim.
Dedie mengatakan untuk ketersediaan obat-obatan dan beberapa yang tidak ada di Fasilitas Kesehatan di Kota Bogor, Dirinya sudah menginstruksikan Dinas Kesehatan untuk melakukan komunikasi dan koordinasi dengan pengusaha toko obat dan apotek.
“Mereka bilang, dalam hal ini rata-rata kelangkaan terjadi juga dipicu oleh belum adanya lagi dropping yang sesuai dengan permintaan,” kata Dedie.
Mengantisipasi pelayanan pasien yang terinfeksi virus corona di Kota Bogor di tengah kelangkaan obat Covid-19, Dedie menyebut kini mengandalkan obat generic yang pasokannya masih ada dan dijamin pemerintah. “Ada obat-obat generic yang bisa dipakai sebagai pengganti,” kata Dedie.
#Cucitangan
#Pakaimasker
#Jagajarak
M.A MURTADHO
Baca juga: Polisi Tangkap Dua Penjual Obat Covid-19 Ilegal dengan Harga Selangit