Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana Tugas atau Plt Deputi Infrastruktur Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN Yan Riyanto membantah jika institusinya menutup jalan Serpong-Parung. Dia menyebut BRIN hanya mengalihkan arus jalan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Bukan penutupan, tapi pengalihan jalan. Jalan baru sudah disiapkan dan sudah beroperasi sejak akhir tahun lalu,” kata Yan Rianto saat dihubungi, Jumat, 19 April 2024. Dia menyebut pengalihan jalan ini sudah berproses sejak 2022 bersama pemerintah provinsi Jawa Barat dan Banten.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kendati demikian, dia mengklaim memperhatikan aspirasi masyarakat yang menolak proyek tersebut. “Itu sebabnya sampai sekarang belum dilakukan pengalihan,” kata dia.
Mendapat penolakan dari warga, Yan Rianto menyebut BRIN akan menggelar pertemuan dengan pemerintah daerah dan masyarakat. Tujuannya, kata dia, untuk menyosialisasikan proyek tersebut.
“Direncanakan awal minggu depan akan diadakan pertemuan,” kata dia.
Kemarin, ratusan warga Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Bogor memblokade akses jalan Serpong-Parung. Mereka menggelar aksi damai di depan kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Penutupan akses jalan ini merupakan buntut dari wacana BRIN melakukan penutupan total akses jalan Serpong-Parung. Mereka membawa sepanduk dan mobil komando dalam menyuarakan aksinya.
Koordinator aksi, Rojit mengatakan aksi damai ini merupakan aksi lanjutan yang dilakukan sebelumnya pada 5 April 2024 lalu.
Kata dia, selain warganya, dalam aksi ini juga dihadiri oleh warga Kabupaten Bogor yang terdampak jika akses tersebut ditutup.
"Ada warga Kabupaten Bogor juga yang ikut bergabung karena mereka juga terdampak," kata dia di lokasi, Kamis 18 April 2024.
Menurut Rojit warga akan tetap meminta akses ini untuk tetap dibuka. Apalagi penutupan dinilai akan banyak berdampak bagi warga.
"Kami hanya memohon kepada pihak BRIN agar mendengarkan keluhan warga. Karena jika ditutup akan banyak berdampak bagi warga," ujarnya.
Dirinya menyebut warga akan membubarkan diri jika pihaknya diterima duduk bareng bersama dengan pihak BRIN.
Omzet bisnis warga turun karena penutupan jalan
Pengusaha di Jalan Serpong-Parung tepatnya didekat kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengeluh. Pasalnya, omset mereka berturun drastis sejak dibuat jalan Lingkar Baru. Jalan Lingkar Baru yang dibuat ini wacananya akan menggantikan akses jalan lama yang melintasi depan kantor BRIN. Akses jalan tersebut memang tidak berjarak jauh dari yang sebelumnya.
Namun jika BRIN menutup akses utama yang menghubungkan Kota Tangerang Selatan dengan Kabupaten Bogor ini maka akan berdampak bagi ratusan Kartu Keluarga warga sekitar. Terutama bagi para pengusaha ataupun pedagang.
Seperti yang dialami pengusaha bengkel di dekat kantor BRIN. Yayat salah seorang mekanik di tempat ini mengaku sedih. Kata Yayat, sejak dibukanya Jalan Lingkar Baru omset bengkel tempatnya bekerja merosot total. "Parah bang, ini aja baru satu orang dari pagi yang servis," ujarnya saat dijumpai, Kamis 18 April 2024.
Kata dia, bengkel ini telah buka sejak tahun 1990 silam. Dia pun menjadi pegawai di bengkel tersebut sejak 1993. "Baru kali ini bengkel ini sepi. Apalagi nanti kalau akses jalan ini ditutup oleh BRIN," ujarnya.
Bahkan, tambah Yayat, mulanya bengkel ini memiliki pegawai lima orang. Namun saat ini hanya tinggal dua pegawai saja. "Tadinya ada lima. Tapi emang sekarang sepi mau gimana lagi," ujarnya.
Dia berharap akses jalan ini tidak jadi ditutup oleh BRIN. Apalagi sudah sejak sekian lama para pengusaha bergantung pada akses jalan tersebut. "Dari sejak Puspitek dulu jalan ini sudah ada. Jadi saya berharap dan mendukung warga agar jalan ini tidak ditutup, atau akan menjadi kota mati," kata dia.
Senada dengannya salah seorang pedagang makanan Ice mengaku sedih dengan wacana penutupan akses jalan tersebut. Hal itu sangat berpengaruh bagi penghasilannya. "Sangat pengaruh mas. Sekarang jangankan buat cari untung, untuk balikin modal aja kadang engga ketemu," ujarnya.
Dia berharap pihak BRIN dan Pemerintah Pusat bisa bijak dalam menentukan keputusan ini. "Enggak boleh arogan, harus dilihat gimana dampaknya buat warga sekitar," ujarnya.
MUHAMMAD IQBAL