Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BELUM 3 bulan A. Bustam dilantik sebagai Walikota Ujung Pandang,
pertengahan bulan lalu ratusan buruh harian dinas kebersihan
kota itu melancarkan aksi mogok. Beberapa hari lamanya
pemandangan dalam kota hanya tumpukan sampah melulu. Dan para
pegawai harian itu yang kebanyakan tukang sapu dan pengangkut
sampah hanya menyaksikan semua itu dengan acuh. Maka kota yang
di zaman Walikota Daeng Patompo selalu menyatakan perang
terhadap sampah, dengan cepat berubah wajah kotor dan berbau tak
sedap.
Aksi duduk tak mau bekerja di Kantor Sub Dinas Kebersihan
Kotamadya Ujung Pandang itu adalah usaha terakhir dari sekitar
500 buruh harian tadi. Sebelumnya berbagai pihak telah mereka
hubungi menuntut agar upah harian mereka selama lebih kurang 100
hari (terhitung mulai Mei sampai pertengahan Agustus) dibayar.
Jumlahnya sedang saja, yaitu Rp 200 tiap hari bagi seorang
buruh. Tapi kalau dijumlah tentu lumayan juga, terutama karena
mereka juga sedang bersiap-siap untuk menghadapi lebaran yang
baru lalu.
Ada Ketak-beresan
Pejabat-pejabat Kotamadya Ujung Pandang menolak memberi alasan
jelas di mana letak macetnya upah buruh-buruh kebersihan itu.
Malahan seorang pejabat balaikota buru-buru menilai kelambatan
upah itu sebagai kesalahan yang diwariskan bekas Walikota
Patompo kepada walikota baru sekarang. Tapi bagaimana
kebijaksanaan Walikota Bustam? "Ada ketak-beresan pada
pengaturan organisasi dan administrasi pada peralihan kepala sub
kebersihan dari yang lama kepada yang baru," ungkap sumber TEMPO
yang lain di balaikota. Kepala Sub Dinas Kebersihan yang
sekarang memang seorang pejabat baru, dilantik beberapa saat
setelah pergantian walikota.
Untunglah tak sampai seminggu aksi mogok itu berlangsung dicapai
kata sepakat. Upah dibayar kontan untuk tanggal 1 sampai
pertengahan Agustus, sementara untuk bulan-bulan sebelumnya akan
dibayar cicil. Di samping itu diberikan juga tambahan yang tak
disebutkan berapa jumlahnya. Walaupun persoalan itu kemudian
selesai, tampaknya inilah salah satu contoh keruwetan yang
dihadapi Walikota Bustam. Terlepas dari benar atau tidaknya
anggapan bahwa hal itu merupakan salah satu kekusutan organisasi
dan administrasi warisan Patompo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo