Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Rumah megah berlantai dua di persawahan Banjar Penestanan Klod, Ubud, itu tampak tak terawat. Ruangannya dibiarkan kosong dan berdebu. Di pagar depan terpampang tulisan "Dijual", lengkap dengan nomor telepon yang bisa dihubungi. Di situlah dulu Sinteg Gallery milik Wayan Sinteg berdiri. Saat galeri diresmikan pada 1993, Sinteg tersenyum bahagia diapit gurunya, Arie Smit, dan kolektor lukisan Pande Wayan Suteja Neka. Masa jaya rupanya telah berakhir dan papan nama galeri pun tak pernah dipasang lagi.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo