Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dunia mengalami perkembangan pesat dalam transisi dari bahan bakar fosil ke sumber energi ramah lingkungan, terutama tenaga surya. Pada awal 2000-an, dibutuhkan waktu hingga 3 untuk menambah 1 gigawatt energi surya. Dua dekade berlalu, produsen hanya butuh waktu satu hari untuk menambah jumlah yang sama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Listrik tenaga surya yang semakin efisien dipengaruhi harga panel surya yang semakin murah. Pada 2000, harga panel surya di dunia mencapai US$ 6,41 per watt atau lebih dari Rp 100.000 Namun, harganya pada 2023 hanya US$ 0,31 atau sekitar Rp 5.000 per watt atau turun sekitar 95 persen. Penurunan harga ini membuat energi surya semakin terjangkau dan menarik bagi konsumen dan bisnis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Cina merupakan pemain utama dalam produksi energi surya. Mereka menyumbang 43 persen dari total produksi energi surya dunia pada 2023. Negara-negara lain di seluruh dunia juga meningkatkan investasi mereka dalam energi surya.
Pertumbuhan energi surya yang pesat memiliki implikasi yang signifikan bagi lingkungan dan ekonomi. Energi surya adalah sumber energi bersih yang tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca. Ini juga merupakan sumber energi yang terdesentralisasi, yang berarti dapat dipasang di rumah dan kantor.
Peran energi surya diperkirakan akan semakin penting di masa depan. Energi surya menjadi sumber energi yang semakin kompetitif.