Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Digital

APNIC: Penetrasi Internet di Indonesia Masih Rendah

APNIC menyatakan Indonesia sulit mencapai target MDG's PBB untuk penetrasi Internet sebesar 50 persen populasi.

9 September 2015 | 19.30 WIB

Ilustrasi: abc.net.au
Perbesar
Ilustrasi: abc.net.au

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO , Jakarta - Asia-Pacific Network Information Centre (APNIC) menyatakan penetrasi Internet di Indonesia masih rendah dibanding negara tetangga. Deputi Direktur APNIC Sanjaya mengatakan angka penetrasi Internet di Indonesia baru 34,9 persen.

Sedangkan angka penetrasi negara tetangga, kata Sanjaya, seperti Malaysia, sudah mencapai 70,4 persen. Apalagi Singapura, yang mencapai 99 persen. Bahkan Vietnam masih di atas Indonesia, yakni 43,8 persen.

Selain itu, Indonesia sulit mencapai target Millennium Development Goals PBB untuk menghubungkan 50 persen populasi ke Internet pada akhir 2015. Meski, sudah bisa dipastikan Indonesia adalah negara dengan jumlah pemakai Internet terbesar ketiga di Asia pada akhir abad ini setelah Cina dan India.

Sanjaya mengatakan, sejak 2010, jumlah pengguna Internet di Indonesia tumbuh lebih dari  dua kali lipat. Saat ini, lebih dari 88 juta orang terhubung ke jaringan Internet, sebagian besar berusia 15-25 tahun.

Tapi, seperti halnya sebagian besar negara-negara di Asia-Pasifik, banyak tantangan yang harus diatasi, terutama dalam memberikan akses Internet di luar kota-kota besar.

APNIC mengadakan konferensi di Jakarta untuk membahas perkembangan Internet di Indonesia dan keterbatasannya selama ini. APNIC mencoba berbagi pengalaman mengenai cara pengoperasian jaringan seefektif mungkin dan aman.

Acara konferensi kali ini benar-benar memunculkan potensi Indonesia, tidak hanya sebagai panitia, tapi juga sebagai pembicara. Sebagai keynote speaker adalah Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, pembicara teknis setelah menteri adalah Johar Alam (IDC) dan Barry Green, yang lama di Smartfren, serta Silvia W. Sumarlin, sebagai salah satu ketua Kamar Dagang dan Industri.

“Saya sangat optimistis tentang masa depan Internet di Indonesia. Budaya gotong-royong bangsa kita sesungguhnya sangat cocok dengan jaringan Internet, yang pada awalnya bermula dari kerja sama jaringan lokal yang kemudian tumbuh berkembang menjadi jaringan global,” kata Sanjaya di Ritz-Carlton, Jakarta, 8 September 2015.

Dalam acara ini, Direktur Umum Asia-Pacifiic Network Internet Center (APNIC) Paul Wilson sangat senang atas banyaknya tamu yang datang dalam acara tersebut. "Saya sangat senang karena yang datang jumlahnya besar sekali," ujar Paul, yang mencoba berbicara dengan bahasa Indonesia.

APNIC 40 menyajikan beberapa sesi mengenai IPv6, termasuk tutorial pertama di dunia tentang penggelaran IPv6 untuk operator seluler. Pada sesi ini, operator jaringan akan belajar dari pengalaman nyata implementasi IPv6 di jaringan operator seluler besar di luar negeri.

ARIEF HIDAYAT | MARTHA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Martha Warta Silaban

Martha Warta Silaban

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus