Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SUATU hari Muliani Tedjakusuma kedatangan tamu. Salah seorang mahasiswanya di Institute Informatika Indonesia (Ikado), Surabaya, menawarkan satu unit komputer standar dengan spesifikasi Pentium 4, RAM 512 MB, VGA 128 MB, NVIDIA 5200 FX. Harganya dinilai miring, Rp 1 juta. Dosen bahasa Inggris ini pun tak berpikir panjang. Kebetulan anak semata wayangnya, Vincencius Alvin Loenardo, yang saat itu duduk di kelas 1 Sekolah Menengah Pertama Katolik Stella Maris, butuh komputer untuk belajar di kamarnya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo