Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Digital

Cerita 3 Startup Indonesia Ikuti Program Google for Startup Accelerator

Google for Startup Accelerator membantu startup menjawab tantangan baik dari segi teknis maupun bisnis.

12 November 2020 | 14.56 WIB

Tiga startup asal Indonesia yang mengikuti Google for Startup 2020. Kredit: Google Indonesia
Perbesar
Tiga startup asal Indonesia yang mengikuti Google for Startup 2020. Kredit: Google Indonesia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Tiga startup asal Indonesia, Hacktiv8, Kata.ai, dan Riliv baru saja lulus mengikuti program Google for Startup Accelerator: Southeast Asia. Ketiganya menceritakan apa yang mereka pelajari selama mengikuti program serta berbagi tips bagi perusahaan rintisan lainnya di Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Google for Startup Accelerator: Southeast Asia merupakan program bimbingan selama tiga bulan dari berbagai praktisi di industri terkait untuk membantu startup menjawab tantangan baik dari segi teknis maupun bisnis. Berikut detail pengalaman ketiga startup itu yang dijelaskan melalui video konferensi yang digelar Google, Kamis, 12 November 2020:

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

1. Kata.ai

Kata.ai memulai bisnisnya pada 2016 dengan mengembangkan platform AI percakapan yang memungkinkan berlangsungnya percakapan alami antara bisnis dan pelanggan. Kata.ai berdiri berangkat dari permasalahan customer engagement melalui aplikasi media sosial atau aplikasi pesan (chatting) yang berjalan manual, di sisi lain para pelanggan ingin mendapatkan respons yang optimal dan cepat menggunakan aplikasi media sosial atau aplikasi pesan.

Pada Google for Startup Accelerator, Irzan Raditya, CEO dan Co-Founder Kata.ai mengaku telah mendapatkan ilmu baru seperti best practise di machine learning, AI, product management, UI/UX, termasuk B2B sales, dan partnership. “Senang karena startup yang mengikuti program ini sangat terbuka, memiliki passion yang sama, dan saling mendukung,” ujar dia.

Irzan juga berbagi tips bagi startup lainnya. Menurutnya, belajar bisa dari mana saja, dan program Google for StartupsAccelerator ini sangat menarik dan bermanfaat. “Bagi para startup bisa belajar langsung dari talenta terbaik di Google dan jaringannya, sangatlah membantu untuk membuka jalan pikir, mengetahui best practise, dan strategi atau teknik tertentu di bidang terkait yang ingin dipelajari lebih dalam,” tutur Irzan

Irzan juga berharap dengan adanya Kata.ai, perusahaan-perusahaan di Indonesia bisa memberikan pelayanan dan customer engagement yang terintegrasi dengan artificial intelligence atau biasa disebut oleh Kata.ai sebagai conversational artificial intelligence.

2. Hacktiv8

2. Hacktiv8 

Hacktiv8 merupakan startup yang menyediakan program pembelajaran intensif yang mentransformasi pemula menjadi programmer siap kerja. Ronald Ishak, CEO Hacktiv8, mengaku melalui program Google for Startup Accelerator, dia mendapat banyak pelajaran berharga dari para mentor hebat yang dihadirkan.

Dari para mentor, kata Ronald, dia mempelajari berbagai sudut pandang bisnis, termasuk cara untuk mengelola bisnis pada berbagai skala, cara mempersiapkan dana untuk mengembangkan startup menjadi sebuah bisnis yang besar. “Dan bagaimana memanfaatkan teknologi untuk mengambil keputusan,” ujar Ronald.

Selain itu, dalam program ini Ronald berkesempatan mendapatkan bimbingan secara personal terhadap bisnisnya. Ia berhasil menemukan blindspot pada bisnisnya dan mendapatkan perspektif dan teknik untuk membangun bisnisnya, hingga strategi untuk mengumpulkan dana meski di tengah masa pandemi.

“Setelah mengikuti program ini, saya berharap Hacktiv8 bisa semakin besar dan diperluas hingga ke Asia Tenggara agar semakin banyak talenta digital yang terdidik dan meraih pekerjaan impian mereka,” tutur dia.

Ronald juga menambahkan bahwa ada banyak sekali program akselerator di Indonesia, tapi hanya Google yang memiliki daya tarik yang kuat karena menghadirkan mentor dan pembimbing terbaik dunia. “Menurut saya, penting bagi para startup mengikuti acara seperti ini, karena bisa membantu mereka menemukan strategi baru dan membangun relasi bisnis yang semakin luas,” kata dia.

3. Riliv

3. Riliv

Riliv merupakan one-stop aplikasi kesehatan mental pertama di Indonesia yang resmi didirikan pada 2015. Startup ini memiliki tujuan agar semua orang bisa sehat mental dengan mendapatkan akses kesehatan mental yang mudah dan efektif, dengan harga yang terjangkau, serta bebas stigma.

Audrey Maximillian Herli, Co-Founder dan CEO Riliv, mengatakan melalui program Google for Startup, dia mendapat banyak sekali kesempatan seperti lebih memahami mengenai human capital demi menciptakan talent yang baik, produk, dan perkembangan dalam startup dari para ahli Google, serta perspektif dan ilmu yang telah menjadi best practice di dunia teknologi, dan juga kerangka kerja Google.

“Selain itu, program ini memberi kami kesempatan untuk bertemu dengan startup luar biasa lainnya dan mitra-mitra potensial untuk membuat visi kami terwujud,” tutur Maxi.

Maxi berharap Riliv bisa terus belajar lebih banyak dengan jaringan dan partner Google. “Sehingga ke depannya Riliv bisa menjadi one stop application kesehatan mental,” kata Maxi.

Erwin Prima

Erwin Prima

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus