Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Digital

Gunung Es A-68 Mulai Bergerak Menjauhi Antartika

Gambar satelit Deimos-1 Jumat kemarin menunjukkan lapisan es yang terikat ke gunung es (fast ice) yang lepas, telah hancur berantakan.

18 Juli 2017 | 16.46 WIB

Gunung es seluas lebih dari 5.800 km persegi  dan seberat satu triliun ton lepas dari  lapisan es Larsen C di Antartika. Kredit: Washington Post
Perbesar
Gunung es seluas lebih dari 5.800 km persegi dan seberat satu triliun ton lepas dari lapisan es Larsen C di Antartika. Kredit: Washington Post

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Gunung es A-68 yang lepas dari Larsen C Ice Shelf, Antartika, minggu lalu, kini terus mengarah ke laut. Satelit Deimos-1 menunjukkan jarak antara gunung es seluas 6.000 km persegi itu dengan Larsen C Ice Shelf semakin melebar.

Baca: Gunung Es Terbesar Lepas dari Antartika

Musim dingin yang panjang dan langit yang tertutup awan menyulitkan satelit untuk mengambil gambar di Benua Antartika. Akibatnya, satelit yang mengintai keberadaan gunung es itu mengandalkan radar atau sensor infra-merah.

Sejauh ini, salah satu gunung es terbesar yang pernah tercatat itu bergerak sesuai prediksi. Berdasarkan teori, gunung es itu seharusnya bergerak menuruni lereng di permukaan Laut Weddel. Walaupun begitu, gunung es itu akan relatif dekat dengan tepi Benua Antartika karena efek gaya Coriolis dari rotasi bumi.

Yang menarik, gambar satelit Deimos-1 Jumat kemarin menunjukkan lapisan es yang terikat ke gunung es (fast ice) yang lepas telah hancur berantakan. Padahal lapisan es ini lebih tebal dari gunung es tersebut.

Thomas Rackow dan koleganya dari Alfred Wegener Institute, Pusat Penelitian Kutub dan Laut Helmholtz, menganalisis gerakan gunung es itu. Pada dasarnya, ada empat rute perjalanan gunung es. Rute perjalanan itu bergantung pada letak asal gunung es itu.
 
Gunung es A-68 seharusnya bergerak ke pesisir timur Semenanjung Antartika, yang mengarah ke Laut Weddell menuju Laut Atlantik. “Kemungkinan besar gunung es itu akan mengikuti jalur timur laut, menuju sekitar Georgia Selatan dan Kepulauan Sandwich Selatan," kata Dr. Rackow kepada BBC News.

"Akan sangat menarik untuk melihat apakah gunung es akan bergerak seperti yang diharapkan atau tidak. Ini akan menjadi semacam 'reality-check' untuk model saat ini dan pemahaman fisik kita," ujar Rackow

Lembaga penelitian kutub itu telah berdiskusi mengenai peluang ilmiah dari pemisahan ini. Sepuluh persen gunung es menghilang dari Larsen C Ice Shelf. Hal ini dapat mengakibatkan perubahan konfigurasi dan pengaturan tekanan pada blok gunung es ini.

Ada sejumlah retakan yang dikenal sebagai titik penyematan di bagian utara yang bernama Gips Ice Rise. Retakan ini sudah ada sejak lama tapi statis, terdapat di tempat  es yang lunak dan lembut. Peneliti akan memeriksa apakah kepergian A-68 tidak akan mengubah status retakan ini.

Baca: Akibat Perubahan Iklim Antartika Semakin Hijau

Selanjutnya, akan ada penelitian menarik tentang dasar laut, segera setelah gunung es itu benar-benar bergerak menjauh dari Larsen C Ice Shelf Antartika. Pemisahan gunung es sebelumnya menghasilkan penemuan spesies-spesies baru.

BBC| NUR QOLBI | EZ

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Erwin Prima

Erwin Prima

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus