Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Asosia eSport Indonesia (IeSPA) Eddy Lim menjelaskan bahwa untuk menjadi seorang atlet eSport itu memiliki syarat yang mudah. Menurut Eddy, ada tiga hal yang harus diperhatikan untuk menjadi atlet eSport.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Yang paling utama itu kembali kepada niat masing-masing dulu, niat menjadi hal yang pertama. Kedua, harus punya fisik yang sehat, tidak perlu bermain game lama. Dan ketiga adalah nilai pelajaran eksak yang bagus, karena atket eSport itu butuh strategi untuk berfikir," ujar Eddy dalam diskusi persiapan atlet PES 2018 di Jade Room, Fairmont Hotel, Senayan, Jakarta Pusat, 24 Agustus 2018.
eSport telah menjadi cabang olah raga baru yang ditandingkan secara eksibisi dalam gelaran Asian Games 2018. Terdapat enam game yang akan ditandingkan, yakni Arena of Valor (AOV), League of Legends (LoL), Clash Royal, Heartstone, PES 2018 dan Starcraft.
Eddy juga menjelaskan bahwa atlet eSport harus memiliki pemahaman logika dasar. Minimal, kata dia, mata pelajaran seperti fisika dan matematika nilainya bagus. "Karena jika pintar dan memutuskan untuk bermain esport, dia bisa mengalahkan orang yang tiap hari ke warnet untuk bermain 10 jam tiap hari," lanjut Eddy.
Dalam Asian Games 2018, kompetisi eSport akan diselenggarakan mulai 26 Agustus hingga 1 September 2018 di Sports Mall Britama Arena, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Setiap harinya pertandingan akan dimulai pada pukul 09.00 hingga 21.00 WIB.
"eSport itu harus dibedakan, gamers dan eSport itu beda," tambah Eddy. "Bahkan di media soaial YouTube antusiasnya mengalahkan TV nasional. Itu salah satunya kenapa eSport dipertimbangkan oleh stake holder olahraga."
eSport, kata dia, menjadi cabang olah raga yang memiliki pergerakan cepat bahkan sudah direncanakan masuk dalam olimpiade. Meskipun masih dalam bentuk pertandingan eksibisi, Eddy melanjutkan, persiapan dari atlet itu berbeda dengan atlet olah raga kain.
"Kalau sepak bola ya mereka main fisik jam sekian di lapangan, kalau esport itu tidak, kami melarang untuk bermain game 24 jam. Kami juga menyarankan harus olahraga fisik juga," kata Eddy.
Simak artikel menarik lainnya tentang eSport hanya di kanal Tekno Tempo.co.