Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Digital

Ini Beda Face Recognition Nodeflux dengan di Smartphone

Nodeflux bisa untuk beragam implementasi, seperti CCTV, Webcam, Smartphone, Smart Glass, dan lainnya.

18 September 2019 | 17.33 WIB

Meidy Fitranto dan Faris Rahman CEO dan co-founder Nodeflux, start-up karya anak bangsa yang bergerak dalam bisnis teknologi, khususnya penerapan kecerdasan buatan (artificial intelligence).
Perbesar
Meidy Fitranto dan Faris Rahman CEO dan co-founder Nodeflux, start-up karya anak bangsa yang bergerak dalam bisnis teknologi, khususnya penerapan kecerdasan buatan (artificial intelligence).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta- CEO dan Co-Founder Nodeflux Meidy Fitranto menjelaskan bahwa teknologi face recognition yang dikembangkan Nodeflux berbeda dengan yang dipasang pada smartphone.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Perbedaannya dengan yang di smartphone itu, di smartphone jenis face recognition-nya adalah 1:1 atau one-to-one, perbandingan 1 image input dengan 1 image reference. Dalam implementasi engine kita ada yang 1:1 dan 1:M atau one-to-many," ujar Meidy, Rabu, 18 September 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nodeflux merupakan penyedia vision Artificial intelligence (AI), pembuat mesin yang bisa melakukan interpretasi visual layaknya manusia. Salah satunya membuat solusi face recognition.

Face recognition sendiri merupakan metode pengenalan wajah, dengan konsep membandingkan wajah input versus wajah referensi. Secara arsitektur, kebanyakan face recognition menggunakan deep learning, yang merupakan bagian metode pembelajaran mesin berdasarkan jaringan saraf tiruan.

"Di smartphone, secara aplikasi diperuntukkan hanya untuk smartphone. Dalam implementasi engine kami, bisa untuk beragam implementasi, seperti CCTV, Webcam, Smartphone, Smart Glass, dan lainnya," kata Meidy.

Face recognition dibuat dengan cara melihat distance ataupun tingkat kemiripan. Untuk proses pengenalan wajah, kata Meidy, dimulai dari pendeteksian muka, normalisasi, lalu compare.

Menurutnya, secara produk, teknologi face recognation merupakan proses riset and development berkelanjutan yang terus dilakukan Nodeflux. "Smartphone hanya untuk single shot. Nodeflux bisa untuk single shot atau snapshot, bisa juga untuk stream yang mengalir, seperti cctv contohnya, yang membutuhkan komputasi yang tinggi," tutur Meidy.

Erwin Prima

Erwin Prima

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus