Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INTERNET, tergantung mau dipakai untuk apa, bisa bermanfaat bisa pula merugikan. Media ini mungkin masih ada yang mengkawatirkan dampak buruknya. Sebab, saking kompletnya sajian informasinya, internet juga menyebarkan gambar porno. Padahal sebenarnya internet juga bisa menjadi alat untuk mencari pahala. Bukankah membaca Quran, menyebarkan syiar, dakwah, atau mendalami agama adalah pekerjaan yang mendatangkan pahala? Kegiatan semacam ini bisa pula dilakukan dengan internet, yang juga menyajikan informasi lengkap tentang Islam.
Pada bulan Ramadan ini umat Islam memang tak hanya diwajibkan puasa makan dan minum, tapi juga mesti mengekang hawa nafsu. Sebagai gantinya mereka mesti banyak melakukan kebajikan agar dilimpahi pahala. Internet mungkin bisa dijadikan alternatif. Penjelajahan situs agama lewat jaringan global ini, selain banyak pahalanya, juga bermanfaat sebagai perintang waktu, misalnya menunggu datangnya beduk azan magrib.
Salah satu yang layak klik dan perlu adalah situs milik The Islamic Network (Isnet) di www.isnet.org. Inilah situs Islam Indonesia pertama di jagat maya. Isnet—seperti yang tertulis di salah satu paginanya—berawal dari komunikasi melalui surat elektronik di antara mahasiswa muslim yang sedang menuntut ilmu di pelbagai negara dan aktivis-aktivis pengajian lokal muslim di Indonesia dan di berbagai kota di luar negeri.
Kalau ditarik ke belakang, benihnya sudah mulai bersemi sejak 1983, jauh sebelum internet berkembang populer di seantero dunia. Kemudian berkembang gagasan untuk memberi bentuk pada komunikasi tadi, yakni suatu wadah yang menampung aspirasi seluruh pendukung komunikasi yang tergabung dalam mailing list (milis). Dalam perjalanannya, wadah itu berkembang menjadi apa yang disebut Jaringan Pengajian Mancanegara (The Islamic Network) pada 1992, setahun sebelum internet merebak.
Isnet lantas menjadi forum komunikasi untuk menjalin tali persaudaraan Islam dan menambah pemahaman Islam bagi anggotanya. Selain berfungsi sebagai sarana pembinaan, pendidikan, dan dakwah Islam, Isnet pun bertujuan mengkaji pelbagai masalah kemanusiaan dengan tuntunan Quran dan sunah Rasulullah S.A.W. demi menempatkan manusia pada kedudukannya sebagai kalifah Allah di muka bumi.
Itu sebabnya, halaman-halaman Isnet sarat muatan syiar dan dakwah Islam. Beberapa di antara yang "wajib longok" misalnya di indeks soal materi-materi tarbiah, konsultasi keislaman, atau pendidikan dasar Islam. Yang terakhir ini merupakan kumpulan ajaran Islam untuk anak-anak atau mereka yang ingin tahu soal Islam. Jangan lupa pula ikuti milis diskusi Isnet. Milis ini tergolong paling diminati karena hampir setiap hari diperbarui (update). Topik diskusinya beragam, tapi belakangan juga menyangkut soal reformasi.
Selain Isnet, agaknya Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia (Al-Islam) yang beralamat di www.alislam. or.id juga layak diklik. Ini pendatang baru asal Rawabelong, Slipi, Jakarta, yang mulai online dua pekan silam. Sebagai bilik khusus Islam, Al-Islam lebih mirip sebagai portal kecil yang menghubungkan pengunjung ke topik-topik tertentu. Para tamu, umpamanya, dapat menelusuri halaman yang berisi dakwah Jumat, renungan, kisah-kisah tentang Islam dan para tokohnya, atau informasi tentang pendidikan Islam. "Kami media nirlaba khusus untuk syiar, dakwah, informasi, dan komunikasi Islam," tutur Prayitno, yang dengan beberapa temannya mengelola Al-Islam dengan iuran dari kocek mereka sendiri.
Selain dua bilik ini, tentu saja di internet juga bertaburan situs Islam lainnya. Penelusuran lewat mesin pencari Altavista saja menghasilkan beberapa direktori yang masing-masing berisi ribuan alamat, newsgroup, mailing list, atau discussion list. Bagi yang kepengin tahu soal sufisme, silakan saja langsung ketik www.std.com/~habib/index.html atau coba di http://192.41.24.97/sufiorder/sufilink.htm. Sajian daftar alamatnya komplet betul dan tersusun menurut abjad.
Namun, bagi yang ingin membuka situs Islam sendiri di internet, silakan kunjungi MUSLIMS.NET (www.muslims.net). Organisasi nirlaba ini menyediakan secuil ruang (5 MB) di web server-nya untuk mereka yang berminat membuka situs sendiri secara gratis.
Membuat homepage sendiri, apalagi di bulan yang penuh berkah seperti sekarang ini, tentu jauh lebih bermanfaat ketimbang merakit mercon atau ngabuburit tak keruan di mal-mal Jakarta.
Wicaksono
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo